Manajemen Konflik Organisasi
Membangun bisnis bagi BUMDes bukan hanya perkara untung rugi atau inovasi. Ada bagian yang tak kalang penting, yakni mengelola konflik.
Membangun bisnis bagi BUMDes bukan hanya perkara untung rugi atau inovasi. Ada bagian yang tak kalang penting, yakni mengelola konflik. Konflik adalah bagian dari dinamika perkembangan organisasi. Ibaratnya, ia seperti dua sisi mata uang. Konflik bisa dimaknai secara positif maupun negatif.
Tentu saja konflik adalah bagian yang tak terhindar dari sebuah proses tumbuh kembang organisasi. Untuk itu, menyikapi konflik yang tepat akan menjadi tantangan dalam mengelolanya.
Secara definisi, konflik adalah suatu kondisi tidak harmonis. Di mana terjadi suatu pertentangan maupun ketidaksepakatan. Perbedaan ini adalah sesuatu yang wajar dalam praktik organisasi. Ibarat bumbu, konflik justru bisa menjadi warna dalam sebuah organisasi.
Namun, biasanya konflik memang seringkali dipandang sebagai penghambat dalam pelaksanaan tugas dan tujuan organisasi. Yuk kita kenali dulu unsur-unsur konflik ini.
Secara umum unsur-unsur konflik ini antara lain :
1. Aktor - Melibatkan dua atau lebih pihak yang bersengketa.
2. Objek Sengketa – Terdapat obyek yang dipertentangkan meliputi kebijakan, tata laksana, tata cara, tujuan maupun hasil.
3. Situasi – Aturan maupun budaya yang berlaku.
Akar penyebab konflik biasanya muncul akibat beberapa perbedaan. Seperti kepentingan, pemahaman, cara pandang, ketidakjelasan tujuan, peraturan, maupun perubahan situasi baru. Latar belakang konflik yang berbeda tentu saja mempengaruhi strategi penanganan konfliknya.
Perlu diingat, kegagalan konflik biasanya disebabkan oleh faktor lain, seperti komunikasi, kesepakatan sebelah pihak, informasi yang tidak utuh, ketidakkonsistenan, maupun kepentingan individu yang bertikai.
Ibarat dokter, dengan menganalisis penyebab konflik yang tepat, kita akan tahu bagaimana menangani konflik itu sendiri. Untuk itu, seorang pemimpin dan manajer yang baik adalah seorang yang mampu mengelola manajemen konflik. Sehingga, tujuan organisasi tetap bisa tercapai dengan cara mengelola konflik sebaik mungkin.