Desa

Geliat Desa Wisata Sidomulyo : Meniti Warisan Majapahit

Desa Sidomulyo, Jember mewarisi jejak sejarah Majapahit. Nilai sejarah dan hasil alam yang melimpah menjadi modal pendongkrak desa wisata.

Andi Saputra
Geliat Desa Wisata Sidomulyo : Meniti Warisan Majapahit
Desa Sidomulyo bergeliat setelah statusnya menjadi desa wisata. Andi Saputra / Kanaldesa

Sisa akar kayu menumpuk di rumah Agus Supriyadi, Dusun Curah Manis, Desa Sidomulyo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Tumpukan akar kayu itu seolah menjadi identitas bagi pria berusia 42 tahun itu. Sehari-hari, Agus memang melakoni sebagai pengrajin kerajinan akar alam yang telah dirintisnya sejak tahun 2009. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai tukang amplas kerajinan kayu ukir di Bali. Melihat potensi kerajinan kayu ukir di Bali yang gurih, ia memutuskan mandiri dan pulang ke kampung halamannya ini.

“Saya buka usaha kerajinan akar di rumah sendiri. Usaha seni akar cukup menguntungkan,” ujar Agus saat ditemui di rumahnya. Pagi itu, ia terlihat sibuk membersihkan hasil kerajinannya. Di halam rumahnya berbagai karya seni akar kayu berjejer rapi mengelilingi halaman rumahnya. Mulai dari ukuran kecil hingga ukuran setinggi 2 meter persegi.

Agus memang melihat potensi akar kayu yang melimpah di desanya. Akar kayu ini rata-rata hanya menjadi limbah kayu bakar. Di tangan kreatif Agus, ia pun mengubah berbagai akar jati maupun gaharu menjadi aneka bentuk. Mulai dari wajah manusia, binatang hingga perabotan rumah tangga, seperti meja dan kursi.

“Saya pertahankan pola asli dari akar ini dan menjadi pembeda dengan karya seni lainnya,” ujar Agus penuh semangat.

Menurutnya, Agus tak mengalami kesulitan untuk mendapatkan berbagai bahan baku akar kayu ini. Desa yang terletak berbatasan dengan Gunung Gumitir ini menyimpan potensi kayu yang melimpah. Khususnya berasal dari pohon-pohon yang tumbang. Ia menyebut karya seninya sebagai Seni Akar Alam Erosi.

Rumah Agus yang unik ini ternyata dilirik oleh Pemerintah Desa Sidomulyo sebagai objek wisata. Berbagai kerajinan kayu dengan harga mulai puluhan ribu hingga ratusan juta ini menjadi potensi yang mendongkrak penghasilan warganya. Berbagai tamu menjadikan karya Agus ini sebagai oleh-oleh bahkan pernah di ekspor hingga ke Belgia dan Cina.

“Banyak yang datang sekedar bertanya maupun foto selfie,” ujar Agus sambil tersenyum. Kedatangan tamu dari berbagai daerah ini membuat rumah dan desanya tak pernah sepi dari pengunjung.

Rumah Seni Akar Alam Erosi milik Agus Supriyadi salah satu yang kini tengah dikembangkan oleh Pemerintah Desa Sidomulyo sebagai tujuan wisata desa. Pemerintah Desa Sidomulyo menilai kreatifitas Agus menjadikan desanya semakin dikenal luas oleh masyarakat bahkan mancanegara. Sejak desanya semakin menggeliat, Pemerintahan Desa Sidomulyo semakin serius menjadikan desanya sebagai salah satu tujuan desa wisata berbasis warga di Jember.

Agus Supriyadi memanfaatkan sisa akar berbagai pohon untuk dijadikan kerajinan bernilai ekonomis.
Agus Supriyadi memanfaatkan sisa akar berbagai pohon untuk dijadikan kerajinan bernilai ekonomis. Andi Saputra / Kanaldesa

Melibatkan Warga Desa

“Kita libatkan warga desa sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi,” kata Kamiludin Kepala Desa Sidomulyo. Menurutnya, sejak tahun 2017, dirinya mendorong untuk melakukan pemetaan potensi desa. Mulai dari tempat unik, makanan, kerajinan, potensi pertanian peternakan, hingga akses pembangunan untuk merancang ide desa wisata ini. Konsep desa wisata ini sendiri, menurutnya sangat cocok dikembangkan di Desa Sidomulyo karena menyimpan potensi alam dan budaya yang unik.

“Tema wisata alam dan budaya ini sesuai dengan ptensi yang ada di desa,” katanya. Saat ini, menurutnya ada lima titik objek unggulan desa wisata. Mulai dari kereta wisata, rumah kerajinan batik, kerajinan akar alam, potensi pengembangan kopi robusta, peternakan domba dan pemandian alam Sendan Tirto Gumitir.

Pemandian alam Sendan Tirto Gumitir memang menjadi magnet di desa ini sejak lama. Bahkan, sumber mata air ini diyakini sudah ada sejak Kerajaan Majapahit sebagai salah satu kisah pertempuran dengan Kerajaan Blambangan.

“Sumber mata air ini tak pernah kering dan menjadi kehidupan sejak masa kerajaan hingga saat ini,” kata Kamiludin menambahkan.

Alam Desa Sidomulyo memang cantik. Lokasinya berada persis di kaki Gunung Gumitir yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi. Des aini memiliki jumlah penduduk sebanyak 10.767 jiwa dengan rata-rata masyarakatnya bekerja sebagai petani. Dari Kota Jember menuju Desa Sidomulyo dapat ditempuh sekitar satu jam perjalanan.

Sepanjang perjalanan tampak deretan pohon pinus yang menghijau dan memberi nuansa pada pemandangan desa. Tak salah, jika di akhir pekan, desa ini menjadi tujuan wisata maupun pecinta gowes di Jember dan sekitarnya.

Saat ini, seluruh kegiatan pemberdayaan dan pengelolaan wisata ditangani oleh Lembaga Pembedayaan Masyarakat (LPM) Sidomulyo sebagai motor penggeraknya. Melalui LPM Sidomulyo, seluruh pengelolaan dan manajemen dilakukan melalui satu pintu sehingga memudahkan pengembangan bisnisnya.

Wisata rural traveling di desa ini memang beda. Saat pertama di pos wisata, pengunjung akan menikmati aneka suguhan kuliner seperti pecel pincuk Gumitir, nasi kuning, urap-urapan dan minum jamu. Seluruh aneka jajanan desa yang terbuat dari umbi-umbian pun bisa dinikmati sebelum perjalanan wisata. Aneka kuliner dan jajanan desa ini berasal dari warga desa. Lalu, pengunjung pun akan menaiki kereta wisata untuk menikmati indahnya alam pedesaan. Mulai hamparan sawah, pegununungan dan akvitas masyarakat desa.

“Pengunjung lalu bisa ikut belajar membatik dan melihat produksi batik dari Gumitir,” ungkap Sudarmaji, pemandu wisata dari LPM Sidomulyo menambahkan.

Setelah membatik, pengunjung pun bisa menikmati kopi robusta dari lereng Gumitir. Di lokasi ini, pengunjung bisa melihat langsung seluruh proses produksi kopi. Mulai dari pohon, pabrik hingga membeli aneka produk kopi jadi.

“Tak hanya itu, Desa Sidomulyo juga terkenal karena potensi peternakan domba. Ukuran dombanya besar dengan kualitas dagingnya,” ungkap pria 44 tahun itu menambahkan. Di penghujung perjalanan, pengunjung bisa menikmati dinginnya air dari pemandian alam Sendang Tirto Gumitir untuk merasakan sensasi mandi ala zaman Majapahit.

“Rasa Lelah bisa langsung hilang setelah mandi atau main air di sini,” ujarnya. Tak hanya itu, pengunjung pun bisa menginap untuk menikmati udara dingin di desa ini dengan menyewa penginapan sebesar Rp 200.000 per malam.

“Desa semakin bergeliat dengan potensi wisatanya. Saat ini kami mengembangkan Café Sawah untuk mendongkrak wisata ke depannya,” ujar Kamiludin. Desa Sidomulyo semakin ngacir saat statusnya menjadi desa wisata.

Dukungan Pemerintahan Desa Sidomulyo dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembentukan desa wisata dalam mendongkrak kesejahteraan warga desa.
Dukungan Pemerintahan Desa Sidomulyo dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembentukan desa wisata dalam mendongkrak kesejahteraan warga desa. Andi Saputra / Kanaldesa

Meraih Manfaat

Sebagai gambaran, rumah akar milik Agus Supriyadi yang dulu hanya melibatkan 5 orang pekerja kini menjadi 75 pekerja kayu akar. Pesanan pun datang dari berbagai daerah.

Unit usaha kopi yang dikelola sistem koperasi, perputaran ekonomi lebih besar lagi. Koperasi kopi desa berhasil kerjasama dengan PT Bright Java Indonesia dan memasok biji kopi sebesar 1.500 ton tiap tahunnya. Kopi ini berasal dari petani dan menambah pemasukan warga.

Di sektor peternakan domba, Raja Domba berhasil menjual 100 hingga 150 domba setiap bulannya. Usaha ini merupakan mitra bersama puluhan masyarakat yang terlibat sebagai mitra kandang induk penggemukan dan menyuplai 2.000 domba untuk keperluan kurban Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso.

Keberadaan café juga menyedot tenaga kerja sebanyak 25 orang dan melibatkan anak-anak muda desa.

“Kalau desa memang tidak menerima langsung pendapatan, tapi perputaran ekonomi yang ada di Sidomulyo sangat besar setiap bulanya,” ungkap Sudarmaji bangga.

Café Sawah berdiri sejak April 2022 dan berada di pematang sawah. Konsep ini dikembangkan oleh Kelompok Sadar Wisata Sidomulyo dan bekerja sama dengan masyarakat desa. Keberadaan Café Sawah menjadi objek bagi pecinta gowes sepada lintas alam. Beberapa paket gowes juga telah disiapkan bagi pecinta sepeda. Mulai dari paket perorangan, keluarga, hingga pasangan.

“Kami siapkan minuman pembuka dan pemandu lintasannya,” ungkap Ilham pendamping paket gowes sepeda ini. Berbagai lintasan siap dijajal, mulai dari pematang sawah, perkebunan, dan lintasan pinus dengan trek berliku dan menanjak.

Sementara itu, Ketua LPM Sidomulyo Haryono saat ditemui menuturkan, bentuk pembinaan untuk memberdayakan masyarakat Sidomulyo dilakukan melalui workshop dengan menggandeng Perguruan Tinggi yang ada di Jawa timur dan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur.

“Kami adakan workshop, pematerinya dari kampus-kampus. Ada Unesa sama Unmuh Jember,” katanya. Mulai dari public speaking, tour guide, digital marketing hingga olahan aneka makanan secara gratis bagi warga desanya.

Kehidupan Desa Sidomulyo memang semakin bergeliat semenjak menjadi desa wisata. Tak salah jika desa ini beberapa kali menyabet penghargaan lokal, seperti juara lomba Gotong Royong Terbaik dan lomba lainnya se-Kabupaten Jember. Di tahun 2021, Desa Sidomulyo juga menjadi wakil Jawa Timur dalam event CSR Award tingkat nasional dari PT PLN Indonesia.

Baca Lainnya