BUMDes

Geliat Wisata Desa Rindu Hati Bersama BUMdes Duatei Mandiri

Tadinya, tak banyak yang mengenal Desa Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah. Namun, geliat BUMdes Duatei Mandiri membuat desa ini menjadi salah satu desa wisata yang ramai kunjungan saat ini.

Betty Herlina
Geliat Wisata Desa Rindu Hati Bersama BUMdes Duatei Mandiri
Wisata tubing dan glamping Desa Rindu Hati menjadi magnet yang mengundang banyak pengunjung. Betty Herlina / Kanal Desa

Hanya berjarak sekitar 40 menit dari Kota Bengkulu, rasa penat akan kesibukan setelah seminggu bekerja penuh terbayar lunas di sini. Menikmati desau angin dan gemericik air di antara bebatuan besar dari Sungai Rindu Hati terasa sangat menyegarkan. Tak ada lagi lelah, setiba di glamping Rindu Hati.

BUMdes Duatei Mandiri mengawali usaha wisata glamping Rindu Hati sejak Agustus 2020. Setelah 4 bulan proses pengerjaan, wisata desa ini resmi dibuka pada penghujung tahun 2020, tepatnya bulan Desember. Pembangunannya menggunakan Dana Desa (DD) sebagai modal awal untuk membayar ganti rugi lahan warga sekitar Rp 54 juta serta pengadaan peralatan kemah.

Ada 10 tenda lengkap yang dilengkapi kasur, bantal dan selimut untuk bermalam. Setiap tenda memiiki aliran listrik sendiri untuk kebutuhan recharge handphone atau menghidupkan laptop, jika sesekali ingin bekerja. Untuk mandi bisa di sungai langsung, atau di kamar mandi yang sudah disiapkan. Bila ingin menghidupkan api unggun juga bisa dilakukan di lapangan.

Ada 10 tenda lengkap yang dilengkapi kasur, bantal dan selimut untuk bermalam. Setiap tenda memiiki aliran listrik sendiri untuk kebutuhan recharge handphone atau menghidupkan laptop.
Ada 10 tenda lengkap yang dilengkapi kasur, bantal dan selimut untuk bermalam. Setiap tenda memiiki aliran listrik sendiri untuk kebutuhan recharge handphone atau menghidupkan laptop. Betty Herlina / Kanal Desa

"Proses pembangunan wisata ini dilakukan masa kades sebelumnya, mulanya dibangun tenda-tenda itu, kemudian berkembang hingga ada kantor BUMDes di sini, aula pertemuan dan fasilitas kamar mandi untuk pengunjung. Ke depan kita masih akan terus melengkapi fasilitas lainnya," ungkap Kades Rindu Hati, Amiril Mukminin.

Memasuki area glamping Rindu Hati, setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 3.000 per orang dengan parkir kendaraan mobil Rp 5000. Pengunjung disuguhkan beragam potensi wisata mulai glamour glamping serta permainan uji nyali di aliran Sungai Rindu Hati, yang dikenal dengan tubing.

"Satu tenda kapasitasnya 4 orang, per malam itu dikenai biaya Rp 300 ribu dengan fasilitas gratis sarapan. Sedangkan kalau siang-siang seperti ini, tendanya kami buka, jadi saungnya yang disewakan. Bebas mau duduk berapa lama cukup membayar Rp 25 ribu saja. Pengunjung bebas memilih ingin duduk di saung atau langsung di pinggir sungai," tutur Direktur BUMdes Duatei Mandiri, Muhammad Haidir Ali.

Sedangkan untuk permainan tubing, lanjut Haidir Ali, pengunjung harus membayar Rp 50 ribu per orang. Pengunjung diajak untuk menikmati derasnya aliran Sungai Rindu Hati menggunakan ban yang sudah disiapkan.

"Ada pemandunya yang memang sudah ahli, peserta juga diharuskan menggunakan alat pengaman seperti helm, kita mengutamakan keselamatan pengunjung, kalau hujan permainan ini juga tidak kami buka karena arus sungainya juga deras," imbuh Haidir Ali.

Pengunjung diajak untuk menikmati derasnya aliran Sungai Rindu Hati menggunakan ban yang sudah disiapkan.
Pengunjung diajak untuk menikmati derasnya aliran Sungai Rindu Hati menggunakan ban yang sudah disiapkan. Betty Herlina / Kanal Desa

Sejak dibuka hingga saat ini, pengunjung glamping Rindu Hati nyaris tidak pernah sepi, apalagi di weekend. Tidak hanya warga Provinsi Bengkulu saja glamping Rindu Hati juga menjadi tujuan wisata masyarakat dari provinsi tetangga, seperti Jambi dan Sumatera Selatan.

"Hari-hari libur nasional, lebaran, tahun baru ini padat sekali, sampai kehabisan tenda banyak yang mau menginap. Itu dalam sebulan pendapatan bisa mencapai Rp 50 juta. Tapi kalau hari-hari biasanya umumnya mandi-mandi dan main di sungai pendapatannya bisa masuk Rp 10 jutaan per bulan. Di sini kami menawarkan wisata alam yang khas," tutur Haidir Ali.

Salah seorang pengunjung, Citra Marselina mengatakan glamping Rindu Hati menjadi idola ia dan keluarganya untuk berlibur. " Di sini bisa mandi dengan air yang jernih, bukan air kolam. Apalagi tiketnya cukup murah," katanya. Ia berharap, agar fasilitas dari lokasi ini terus ditambah, seperti lokasi area kuliner yang rapi dan bersih.

Setelah 2 tahun berjalan jika dikalkukasi total aset yang dimiliki BUMdes Duatei Mandiri saat ini sudah mencapai Rp 1 miliar. Pendapatan yang diterima selain digunakan untuk membayar gaji pekerja, saat ini glamping Rindu Hati sudah memberikan sharing hasil untuk kas desa.

"Kalau tahun lalu ada sharing sekitar Rp 42 juta dari usaha ini, untuk tahun ini kita lihat nanti di akhir tahun. Rata-rata Rp3 jutaan per bulan masuk ke kas desa," kata Kades Rindu Hati, Amiril Mukminin.

Glamping Rindu Hati, tak hanya menjadi magnet wisata alam yang menghasilkan pendapatan bagi desa, namun juga memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Ini terlihat dengan bertambahnya pedagang di sekitar kawasan glamping.

"Biasanya pengunjung walaupun sudah bawa makanan sendiri, tapi tetap mau pesan kopi, teh ataupun mie yang disediakan. Lumayan saya biasa jualan saat akhir pekan selalu ramai," ungkap Nurlela salah seorang pedagang di kawasan tersebut.

Keberadaan Sungai Rindu Hati menjadi area pengembangan wisata bagi Desa Rindu Hati yang kini dikembangkan oleh BUMDes Duatei Mandiri, Bengkulu.
Keberadaan Sungai Rindu Hati menjadi area pengembangan wisata bagi Desa Rindu Hati yang kini dikembangkan oleh BUMDes Duatei Mandiri, Bengkulu. Betty Herlina / Lokadata

Tawarkan Wisata Sejarah

Tak hanya menjual potensi wisata alam, Desa Rindu Hati juga memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan Putri Gading Cempaka, yaitu Batu Perahu atau Buteu Jung. Cerita Asal Usul Buteu Jung menjadi legenda yang ada di Desa rindu Hati.

Asal usul Buteu Jung berawal dari sebuah cerita Kerajaan Sungai Lemau yang berperang dengan Kerajaan Aceh. Batu Jung tercipta dari dalam cerita bahwa adanya permintaan Anak Dalam kepada Lemang Batu untuk membuatkan sebuah perahu yang akan di gunakan oleh adiknya nanti Putri Gading Cempaka untuk diungsikan sementara dari kerajaan, oleh karena itu dibuatlah oleh Lemang Batu sebuah perahu atau Jung yang terbuat dari batu karena itulah dinamakan Batu Jung atau Buteu Jung.

Keberadaan Buteu Jung menjadi legenda yang ada di Desa rindu Hati.
Keberadaan Buteu Jung menjadi legenda yang ada di Desa rindu Hati. Betty Herlina / Kanal Desa

Persis di area glamping pengunjung bisa melihat batu perahu yang menjadi simbol cerita Putri Gading Cempaka.

"Legenda ini juga menjadi salah satu daya tarik pengunjung, kisah Putri Gading Cempaka yang melarikan diri ditemani Dayang Perindu menjadi cerita yang tidak hanya milik masyarakat di Rindu Hati, namun juga Provinsi Bengkulu," terang Haidir Ali.

Tak ingin berhenti dengan beragam inovasi, saat ini BUMdes Duatei Mandiri terus melakukan pengembangan wisata dengan menambah sarana dan prasarana desa.

"Kita sedang siapkan pembangunan flying fox dan jalan untuk susur air terjun. Termasuk membuat spot foto-foto," ungkap Amiril Mukminin.

Desa Rindu Hati terus bergeliat melalui BUMdes Duatei Mandiri. Pengembangan desa wisata menjadi prioritas program BUMDes ini agar Desa Rindu Hati semakin dirindukan oleh masyarakat sekitar.

Baca Lainnya