Dobrakan Ala BUMDes Tujuh Maret
Usaha pengolahan ikan teri dan pariwisata menjadi tulang punggung BUMDes Tujuh Maret, di Lembata dalam mendongkrak kesejahteraan warga desanya.
Desa Hakadewa, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, bisa jadi salah satu desa pesisir yang jeli mengangkat potensi ekonomi masyarakatnya. Usaha ikan terinya telah menuai banyak apresiasi hingga tingkat nasional. Bahkan, tak hanya sekedar mendapatkan sokongan modal setingkat dana desa. Tapi juga hingga mendapatkan suntikan bantuan dana dari APBN.
BUMDes yang berdiri sejak tahun 2017 ini, berbasis pada nelayan dan petani. Salah satu kunci keberhasilannya adalah mengelola manajemen dari hulu hingga ke hilir. Mengalokasikan dana desa secara tepat. Dan juga memaksimalkan pemasaran melalui digitalisasi. Mulai website lembaga dan bekerja sama dengan platform marketplace
Tiga kunci utama ini berhasil mendongkrak ekonomi masyarakatnya dalam pengelolaan sektor perikanan kelautan.
Bisnis BUMDes Tujuh Maret kian melejit saat mereka berhasil membeli tiga unit kapal ikan. Sarana yang langsung dioperasikan oleh warganya sendiri dengan cara dibayar sistem cicil dari hasil tangkapan ikan nelayan.
Bagi BUMDes Tujuh Maret, bisnis bukan sekedar mencari untung saja. Nilai edukasi pun juga harus tumbuh. Proses usaha teri dikelola dengan melibatkan masyarakat secara langsung agar keuntungan juga bisa menyebar pada masyarakat. Mulai penjemuran, sortir, dan penimbangan oleh ibu-ibu desa.
Saat ini, usaha teri Hakadewa telah menyerap 30 tenaga kerja desa dan menjual tujuh jenis ikan teri dengan kandungan bebas pengawet. Pengembangan lainnya, di sektor pariwisata dengan memiliki fasilitas restoran, café, banana boat, hingga camping ground yang menarik wisata lokal.
Dobrakan ala BUMDes Tujuh Maret di Desa Hakadewa bisa menjadi pelecut bahwa desa bisa tumbuh sejahtera.