BUMDesma Panca Mandala: memandirikan desa lewat internet
Dari kemitraan lima desa, BUMDesma Panca Mandala memulai dengan kemitraan untuk memberikan akses internet yang memadai kepada warga. Berkat akses yang baik, kemandirian desa perlahan dicapai melalui berbagai lini.
Angin sejuk menyeka wajah saya saat tiba di Desa Mandalamekar di Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu pagi (16/6/2021). Cericit burung terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Di depan sebuah gedung bercat hijau, saya merasakan suasana tenang dan sedikit hawa dingin. Gedung ini adalah Pusat Pengembangan Komunitas yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Panca Mandala.
Lanskap alam Desa Mandalamekar didominasi persawahan dan pepohonan hijau menjulang. Beberapa deret rumah sederhana berdiri di tepi jalan kampung. Jalanan permukiman desa belum semua beraspal mulus. Saat melongok ke area lebih menjorok, saya temukan sebagian sisi tanah masih berbatu-batu. Tiga pelajar meniti jalan itu sambil menggendong ransel hendak menuju sekolah.
Di balik corak yang bertolak belakang dengan modernitas kota, Desa Mandalamekar menjadi salah satu kawasan percontohan (center of excellence) usaha layanan internet mandiri. Berjarak sekira 139 kilometer dari Kota Bandung, keberadaannya telah menjadi panutan bagi kawasan lain di Indonesia dalam upaya meretas keterbatasan akses internet.
Pengembangan layanan internet di desa ini dijalankan lewat badan usaha milik desa bersama yang dinamai Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Panca Mandala. Direktur Utama BUMDesma Panca Mandala Irman Meilandi, Senin (20/12/2021) mengisahkan, BUMDesma Panca Mandala didirikan pada 2016 atas dasar kesepakatan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) yang mencakup pemerintah Desa Mandalamekar bersama empat desa di sekitarnya, yaitu Desa Ciwarak, Mandalahurip, Kertarahayu, dan Papayan.
Kala itu, kelima desa dalam Kecamatan Jatiwaras itu menyepakati sebuah lembaga usaha untuk mendorong pertumbuhan perekonomian yang merata. Demi memperlancar upaya pengembangan usaha bagi kelima desa, BUMDesma Panca Mandala memerlukan pembentukan badan hukum.
“Maka dibentuklah perseroan terbatas (PT). Ini supaya memudahkan BUMDesa Bersama ini melakukan kerja sama dengan unit usaha lain atau pihak ketiga,” tutur Irman.
Unit usaha perseroan terbatas itu dinamai PT. Bumades Panca Mandala. Dua tahun sesudah berdiri, pada 2018, BUMDesma Panca Mandala menjalankan program layanan akses internet Desa Media Net, disingkat “DeMeN”. Dengan semboyan internet sadulur salembur, unit usaha layanan internet ini mulai beroperasi pada lima permukiman desa. Kelima desa itu memiliki potensi hasil tani melimpah, antara lain buah manggis dan durian. Ada pula potensi hasil peternakan, pengolahan kayu, bambu, dan rempah-rempah.
Irman menuturkan, pada pertengahan 2019, BUMDesma Panca Mandala lalu mengikuti Program Kemitraan BUMDes yang difasilitasi oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo. Program kemitraan ini melibatkan kerja sama antara tiga lembaga yaitu BAKTI Kominfo, BUMDes/BUMDesma, dan perusahaan penyelenggara jasa layanan internet.
Program ini dicanangkan BAKTI Kominfo melalui Divisi Layanan Teknologi Informasi Badan Usaha II sejak akhir 2018, bertujuan membangun kemandirian warga desa. Melalui kemitraan usaha internet, pendekatan baru BAKTI Kominfo upaya mengatasi kesenjangan digital di masyarakat dengan beragam langkah, termasuk melengkapi program lainnya yang bersifat subsidi tapi terbatas.
Beberapa tahun sebelumnya, Kementerian Kominfo mengembangkan “Tol Langit” atau proyek Palapa Ring berupa pengembangan infrastruktur internet se-Nusantara. Palapa Ring ditujukan memutus kesenjangan kualitas jaringan internet antarwilayah di Indonesia yang diwujudkan pembangunan infrastruktur telekomunikasi, berupa tower telekomunikasi, jaringan satelit, dan serat optik.
Tol langit diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Oktober 2019 mencakup tiga paket wilayah Indonesia, yaitu Palapa Ring barat, tengah, dan timur. Terinspirasi Sumpah Palapa mahapatih Gadjah Mada di zaman Kerajaan Majapahit (1336 M) untuk menyatukan wilayah Nusantara, Palapa Ring memiliki semangat yang sama. Palapa Ring hendak memberi makna kesatuan yang utuh, sambung-menyambung konektivitas se-Indonesia lewat pembangunan tol langit.
Bertumbuh berkat kemitraan
Secara teknis, program kemitraan ini berlangsung melalui dukungan penyediaan kapasitas bandwidth internet bersumber dari jaringan eksisting milik penyedia layanan internet (internet service provider/ISP) yang terdekat menuju desa lokasi BUMDes/BUMDesma. Selanjutnya, unit usaha layanan internet milik BUMDes/BUMDesma memasarkan layanan internet kepada warga serta instansi lain yang berada dalam area permukiman desa bersangkutan.
Program kemitraan ini dijalankan selama tiga tahun dengan tujuan mendorong keaktifan BUMDes untuk menghasilkan pendapatan bagi desa. Bagi desa, kegiatan usaha ini bermanfaat menumbuhkan lapangan pekerjaan bagi warga. Di sisi lain, skema usaha turut memberi pemasukan bagi perusahaan ISP yang menjadi mitranya. Sebab potensi area usaha layanan akses internet dapat menjangkau lebih dari satu permukiman desa.
Sebagaimana diperlihatkan oleh BUMDesma Panca Mandala yang bermitra dengan ISP PT. Sarana Insan Muda Selaras, produktivitas warga desa kian meningkat. Dalam kurun tiga tahun, kini terdapat sejumlah perkembangan menonjol dijalani warga Desa Mandalamekar, bahkan menjalar hingga permukiman di sekitarnya.
Pertama, pertumbuhan aksesibilitas internet menjangkau ribuan penduduk di 23 desa dalam 9 kecamatan se-Tasikmalaya, pelanggan internet sebanyak 23 instansi dan lebih dari seratus rumah warga, serta menghadirkan 21 kios Wifi bagi publik. Hingga Januari 2022, BUMDesma Panca Mandala telah menyediakan layanan bandwidth internet berkapasitas 400 Mbps. Warga tak lagi kesulitan memenuhi kebutuhan komunikasi dan aktivitas yang ditunjang jaringan internet. Beragam aplikasi di telepon seluler pun dapat berfungsi optimal.
Dalam menjalankan usaha internet ini, ada 35 orang pemuda desa terpanggil menjadi karyawan BUMDesma Panca Mandala. Sebagian besar mereka adalah penduduk desa setempat. Artinya, unit layanan internet membuka peluang usaha baru untuk warga.
Kedua, demi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, diselenggarakan pelatihan jaringan internet, Pandu Digital, sistem pengodean (coding), dan pendayagunaan internet dalam beragam aspek (Internet of Things/IoT). Sebagai penerapan untuk pengembangan ekonomi digital desa, BUMDesma Panca Mandala juga menjalankan usaha penjualan secara daring. Dua di antaranya memproduksi kayu haspel untuk penggulung kabel dan pemasaran hasil pertanian via platform e-commerce “Sayurbox”.
Melalui Sayurbox, warga desa dapat memastikan kualitas dan pilihan harga jual dengan nilai keuntungan yang pantas bagi petani. Hal ini juga mempertimbangkan standar harga bagi konsumen. Melalui Divisi Ekonomi Kreatif di BUMDesma, warga dapat memasarkan produk hasil taninya, antara lain kunyit, lada, daun salam, cabai merah, sereh, juga keripik pisang dan singkong. Melalui layanan berbasis aplikasi ini, usaha penjualan produk pertanian dijalankan bersistem bagi hasil antara warga petani dan Sayur Box.
Sebelumnya, harga jual produk tani kerap merosot. Namun berkat dukungan aplikasi Sayurbox, produk hasil pertanian Desa Mandalamekar dan sekitarnya lebih mudah terdistribusi ke calon konsumen di Bandung dan kota lainnya dengan harga kompetitif.
Dari segi usaha layanan internet, BUMDesma Panca Mandala mampu mencatatkan pendapatan per bulan rata-rata Rp24.110.000, sedang dalam setahun Rp289.320.000. Irman selaku Direktur BUMDesma Panca Mandala menuturkan, omzet tersebut lalu dibagi untuk kelima desa yang bergabung membentuk BUMDesma sebagai pemegang saham.
“Tahun ini kami mengalokasikan keuntungan Rp50 juta untuk pemegang saham. Masing-masing desa rata-rata memperoleh tambahan pendapatan asli desa (PAD) sebesar Rp10 juta,” katanya, saat dihubungi Selasa, 25 Januari 2022.
Selanjutnya, besaran sumbangan bagi PAD setiap desa dari hasil usaha layanan internet sewaktu-waktu dapat berubah sesuai komposisi saham dan modal yang disetor. Keuntungan usaha produk layanan akses internet terbesar diraup dari penjualan voucher. Dalam setiap dua minggu, penjualan voucher dapat menghasilkan keuntungan Rp500 ribu, atau Rp1 juta dalam satu bulan. Kecepatan akses internet dengan voucher pun cukup baik, yaitu 20 Mbps.
Bukan sekedar dampak ekonomi
Program kemitraan BUMDes yang diikuti oleh BUMDesma Panca Mandala juga bersumbangsih perbaikan pelayanan publik di bidang administrasi kependudukan. Kini Desa Mandalamekar memiliki platform Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Sideka). Penggunaan Sideka bermanfaat meningkatkan keterbukaan informasi desa. Secara integrasi, informasi dalam Sideka mencakup pengelolaan data kependudukan, data keuangan desa, peta desa, dan laman desa.
Hal itu menegaskan eksistensi BUMDesma Panca Mandala sebagai center of excellence. Saya dan dua rekan BAKTI Kominfo yang hadir Rabu sore (16/6/2021) itu menyaksikan, warga perwakilan dari lima desa di Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis sangat antusias menyimak paparan tim BUMDesma Panca Mandala. Irman bersama karyawan BUMDesma Panca Mandala menyosialisasikan kisah pengalaman mereka mengelola usaha layanan internet, termasuk mendirikan dan instalasi tower mini secara swadaya.
Ilman Febrian adalah salah seorang pemuda desa yang aktif menjalankan operasional usaha layanan internet. Lulusan SMK Karya Putra Manggala pada program studi teknik komputer jaringan ini telah lima tahun aktif sebagai karyawan BUMDesma Panca Mandala. Kini dia menjabat sebagai Manajer Divisi Teknologi Informasi.
Dalam sebulan, dia dan manajer divisi lainnya mendapatkan insentif Rp1.700.000. Nominal ini sedikit lebih rendah dari insentif bagi Direktur Usaha senilai Rp2 juta. Sementara untuk teknisi instalasi jaringan mendapatkan bayaran Rp1,5 juta per bulan.
Menurut Ilman, honor tersebut lebih tepat disebut sebagai pengganti ongkos transportasi karyawan dari rumah ke BUMDesma. Selain itu, dia juga kerap mendapatkan tambahan pemasukan melalui ongkos jasa pemasangan instalasi untuk perusahaan penyedia internet. Tak hanya di area Jawa Barat, permintaan jasa teknis instalasi bahkan datang dari daerah di luar Pulau Jawa.
Namun, Ilman tidak menjadikan bayaran sebagai alasan utama kesediaannya mengabdi dalam BUMDesma Panca Mandala.
“Saya tidak muluk-muluk bekerja di sini untuk mendapatkan gaji. Kami mau mendorong lebih dahulu agar anak-anak dan pemuda desa mampu berkarya membangun desa,” ucapnya.
Terlepas dari itu, Ilman mengalami pertumbuhan mental dan keterampilan untuk berani tampil berbicara di depan publik.
“Kami mendapatkan ilmu, untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pengalaman bersosialisasi yang terus bertumbuh. Saya belajar cara berinteraksi dan berbicara dengan orang dari berbagai macam latar belakang,” ujarnya.
Penerapan usaha layanan internet oleh BUMDesma Panca Mandala melalui skema kemitraan dengan gamblang memperlihatkan dampak positif. Tak hanya bagi anak sekolah untuk melaksanakan pembelajaran, petani juga lebih mudah memasarkan potensi hasil taninya. Begitu pula bidang lain yang relatif mudah terhubung dengan internet, seperti fasilitas kesehatan dan beragam transaksi daring. Hal ini sudah sepatutnya diterapkan pula di wilayah desa, kota, dan provinsi lainnya.
*) Robertus Rony Setiawan, staf bidang komunikasi di badan layanan umum BAKTI Kominfo. Sepekan sekali, ia berlatih teater dan menulis fiksi.