Bumdes Sari Tani : sejahterakan petani dari jerat ijon
Bumdes Sari Tani berhasil sejahterakan petani dari jerat ijon dan masuk 10 besar sebagai produk unggulan nasional.

Secara administratif Desa Rimbo Recap masuk wilayah Kecamatan Curup Selatan di Kabupaten Rejang Lebong. Memiliki penduduk 1.200 jiwa. Hampir 90 persen dari warga desa bekerja di sektor pertanian.
Luas lahan pertanian di desa mencapai 125 hektare. Padi menjadi komoditas andalan desa. Selain tanaman palawija seperti ubi dan talas. Adapula kacang tanah dan tanaman kacang-kacangan lainnya.
Saat ini beras Desa Rimbo Recap dikenal memiliki kualitas premium. Harga jualnya hanya Rp10 ribu per kilogram. Berkat kualitasnya, beras Desa Rimbo Recap berhasil masuk 10 besar produk unggulan nasional sejak tahun 2019 lalu.
"Ini sejak ada intervensi dari Bumdes Sari Tani, yakni mulai tahun 2017 lalu. Dulunya petani hanya bisa panen padi 1 kali setahun, namun sudah beberapa tahun ini panen padi bisa sampai 3 kali setahun dan kualitas berasnya bagus. Dampaknya luar biasa," kata Plt Kades Rimbo Recap, Donny Kurniawan.
Menjaga ketersediaan pupuk dan meminjamkan alat-alat pertanian, menjadi strategi Bumdes Sari Tani. Biasanya untuk mendapatkan pupuk, petani harus menyetor uang muka dalam jumlah yang cukup besar.

Petani yang tidak memiliki modal, terancam akan mengalami kekurangan pupuk subsidi. Alhasil panen padinya hanya bisa satu kali setahun. Namun hal tersebut dapat teratasi, dengan pola Bumdes yang melakukan indent. Tak hanya itu, pinjaman modal diawal masa tanam dengan bunga hanya 1%, ampuh membuat petani di Desa Rimbo Recap lepas dari jerat pengijon.
"Sifatnya uang jasa dari pinjaman lepas maksimal Rp10 juta. Setelah panen uang dikembalikan. Biasanya petani kalau mau nanam pinjam modal dulu, pinjam pupuk, alat, nah sekarang semua disediakan di Bumdes. Pupuknya selalu ada, tidak putus. Jadi petani tidak kesulitan lagi, bisa panen sampai 3 kali setahun," papar Direktur Bumdes Rahman Jasin.
Ada beragam jenis usaha yang dilakukan Bumdes Sari Tani agar modal awal Bumdes terus berputar. Saat ini Bumdes menyediakan layanan jasa sewa tenda dan kursi untuk hajatan. Kemudian ada layanan sampah dengan jasa Rp15 ribu per bulan per rumah.
"Saat ini alhamdulilah aset Bumdes sudah mencapai Rp 1,7 miliar, kami terus mengupayakan agar ini bertambah dan bisa menambah unit usaha yang lain. Prinsifnya Bumdes ini milik masyarakat dan masyarakat pemilik Bumdes," terang Rahman.

Beras Kualitas Premium
Setiap kali panen, Bumdes Sari Tani biasanya menerima 7-10 ton gabah dari petani. Saat ini ada dua jenis beras yang didistribusikan Bumdes Sari Tani. Yakni beras putih dan beras merah. Untuk beras putih memiliki kualitas premium dengan jenis IR, Supadi dan Bejo. Harganya dibandrol Rp 175 ribu untuk setiap 16 kilogram.
"Kami membeli alat sendiri untuk mengolah beras yang dihasilkan petani disini. Beli gabah dari petani kemudian diolah menjadi beras kualitas premium, semuanya sudah mengikuti tahapan uji laboratorium, sehingga bulirnya memang bulir utuh dengan rasanya kualitas pulen," papar Rahman.
Sementara untuk beras merah ada dua jenis yang diproduksi Bumdes Sari Tani, yakni beras merah untuk konsumsi penderita diabetes dimana kadar gulanya 0% dengan harga Rp260 per kilogram, serta beras merah khusus untuk diet dengan harga Rp250 per kilogram.
"Modal tanam dari Bumdes, pupuknya juga dari bumdes, ketika panen petani menjual ke Bumdes, jadi petani tidak bingung lagi dengan pasarnya," kata Rahman.
Untuk pemasaran saat ini, lanjut Rahman, Bumdes Sari Tani sudah memiliki pelanggan sendiri. Mulai dari usaha rumah makan, hingga pedagang di pasar. Hanya saja untuk masuk ke pasar yang lebih luas seperti supermarket, Bumdes Sari Tani masih terkendala di modal.
"Biaya pesan karung untuk packingnya saja mahal bisa sampai 40 jutaan untuk satu kali pengiriman. Belum lagi pembayarannya tidak bisa langsung," katanya.

Berdayakan Perempuan Petani
Bumdes Sari Tani terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Yakni mulai merintis unit usaha baru yakni memproduksi oleh-oleh khas desa dengan memberdayakan perempuan desa dalam bentuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Saat ini tercatat ada 25 orang ibu-ibu yang tergabung dalam UMKM Bumdes Sari Tani. Masing-masing mereka memproduksi makanan ringan berupa peyek kacang tanah, wajik, kerupuk ganepo, kue cucur, akar ali-ali, dan lainnya di rumah masing-masing. Hasil produksi akan dibeli Bumdes, dipacking serta didistribusikan.
"Ibu-ibu ini kan kerjanya di sawah hanya sebentar, saat tanam padi, merumput dan panen, jadi waktu luangnya lebih banyak. Makanya kita arahkan untuk membuat makanan khas yang bisa menjadi oleh-oleh dari Rimbo Recap," terang Rahman.
Heni Susanti pemilik Rumah Makan Parahiayangan mengaku sangat terbantu dengan hadirnya Bumdes Sari Tani dengan beragam unit usahanya. Ia mengaku ketika kesulitan modal tidak perlu berurusan lagi dengan pengijon, sebaliknya bisa meminjam dengan bunga ringan di Bumdes.
"Sebenarnya sangat terbantu apalagi dari permodalan. Di Bumdes gabah dan produk yang kami hasilkan dibeli secara tunai, jadi uangnya langsung bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain. Apalagi sekarang sudah bisa produksi kerupuk Ganepo, penghasilkan kami jadi bertambah. Kalau dulu hanya saat bulan puasa produksi kerupuk, saat ini tidak terbatas setiap saat bisa dipasarkan oleh Bumdes," katanya.

Jika Dana Desa Tidak Ada Lagi
Bumdes Sari Tani milik Desa Rimbo Recap saat ini merupakan salah satu Bumdes percontohan di Provinsi Bengkulu. Donny sendiri menuturkan awalnya pendirian Bumdes selain sebagai program prioritas dari Kementerian Desa, awalnya juga merupakan buah pemikiran kades lama, yakni Ruhiyat.
"Kita berpikir, bagaiaman jika Dana Desa ini tidak selalu ada. Salah satu upaya supaya desa bisa bertahan, ya dengan mendirikan Bumdes. Makanya mulai digagas tahun 2016 dan akhirnya berdiri Februari 2017. Aset awalnya Rp1 miliar," terang Donny.
Pandemi Covid-19 lanjut Donny memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan Bumdes Sari Tani. Pemerintah Desa tidak bisa memberikan suntikan dana untuk Bumdes.
"Namun ada bantuan dari pihak lain seperti Bank Indonesia dan Pemda Provinsi. Kami berharap, Bumdes ini selalu berkembang, baik dari segi aset dan inovasi. Termasuk peningkatan kualitas SDMnya, saat ini pemerintah desa mulai menyiapkan SDM-SDM untuk meneruskan Bumdes ini ke depan," lanjutnya.
Ke depan, kata Donny, Pemerintah Desa mendorong Bumdes untuk mempersiapkan agro wisata edukasi menuju desa wisata. "Kita punya hamparan sawah yang luas, ini layak dijadikan wisata edukasi. Bisa menjadi pusat belajar juga bagi anak-anak sekolah," pungkas Donny.