BUMDes Tugu Sari: Bangkitkan Ekonomi Desa Melalui Kopi
BUMDes Tugu Sari mengelola dan mengembangkan perkopian warga di Desa Pajahan, Kabupaten Tabanan. Mengembangkan sayap perekonomian melalui kolaborasi.
Perkopian di Bali kian bergeliat dengan banyaknya pelaku bisnis yang terjun di bidang minuman ini. Mulai dari hulu hingga hilir. Dari kebun hingga kedai-kedai yang tersebar di berbagai lokasi wisata dan sentra oleh-oleh.
Kopi memang menjadi minuman yang kian populer. Terlebih bagi masyarakat di Bali. Bali sendiri memiliki potensi unggulan akan komoditas kopi jenis arabica maupun robusta yang tersebar di beberapa daerah, seperti di Kabupaten Bangli, Badung, Tabanan dan Buleleng dengan luas cakupan tanaman kopi mencapai 12 ribu hektar menurut data Badan Pusat Statistik 2017.
Kabupaten Tabanan sendiri menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Bali dan mampu menghasilkan kopi sebanyak 13 ribu ton untuk jenis kopi robusta. Potensi ini pun membuat perekonomian di desa kian bergeliat. Warga tak hanya menjual kopi dalam bentuk gelondongan mentah saja. Tapi juga mengolah biji kopi ini dalam bentuk kopi bubuk yang melibatkan industri rumah tangga hingga kelembagaan seperti BUMDes Tugu Sari di Desa Pajahan.
BUMDes Tugu Sari juga mewadahi kelompok petani kopi dan mengeluarkan produk “Kopi Bali Tugu Sari Pajahan”. Kopi berkualitas ini dihasilkan dari biji kopi petik merah untuk menghasilkan cita rasa istimewa. Usaha perkopian yang dikelola oleh BUMDes Tugu Sari kian berkembang dengan serapan pasar di Bali.
Usaha kopi ini telah berjalan sejak tahun 2017 dengan dana awal sebesar Rp 133 juta dan dikelola secara profesional. Kopi di produksi ssuai permintaan konsumen dengan produksi mencapai 10 ton per tahunnya.
Proses pengolahan kopi oleh BUMDes ini melibatkan warga desa. Mulai dari proses pemetikan, sortasi biji kopi merah, penjemuran, hingga masuk ke dalam mesin sangrai.
Proses akhir pun dilakukan dengan penggilingan dan pengemasan untuk kemudian disebarkan di toko, warung, hingga mitra usaha dari BUMDes ini yang tersebar di Pulau Bali. Perputaran bisnis dari usaha kopi ini pun lumayan tokcer dengan rata-rata pendapatan per tahun mencapai Rp 45 juta.
Menariknya kini, BUMDes Tugu Sari juga bergabung bersama BUMDes, seperti BUMDes Sri Sedana Munduk Temu, Jaha Abadi Kebon Padangan, dan Batumesari Batungsel dan dikoordinasi oleh Perusahan Daerah Dharma Santhika dan meluncurkan brand Kopi Kita Serasi dan berjejaring dengan toko modern sebanyak 395 toko di seluruh Bali.
Bergabungnya empat BUMDes ini turut menyerap kopi bubuk sebanyak 100 kilogram bahkan menjadi produk unggulan bagi Pemerintah Kabupaten Tabanan. Terlebih kopi robusta dari wilayah mereka sudah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis dan turut menambah nilai ekonomi.
BUMDes Tugu Sari terus mendorong agar kopi Bali kian eksis dan bisa menjadi komoditas berkualitas. Terlebih Bali menjadi pasar wisatawan internasional dan menjadi peluang bagi mereka untuk mendongkrak hasil komoditas dari desa.
Kopi memang telah merakyat dan menjadi minuman persahabatan. Dari desa, BUMDes Tugu Sari, bergerak menumbuhkan ekonomi perkopian.