Desa

Berjuang Melawan Gizi Buruk

Anak-anak Desa Sendangsari, Kulon Progo, terlilit masalah gizi buruk. Inovasi kesehatan menjadi kunci melawan gizi buruk di desa.

Ahmad Yunus
Berjuang Melawan Gizi Buruk
Desa Kalurahan Sendangsari melawan gizi buruk anak lewat program inovasi kesehatan dan partisipasi masyarakat. Kanal Desa / Freepik

Desa Kalurahan Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenal sebagai desa dengan anak stunting yang tinggi. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan akibat asupan rendah gizi.

Ketidacukupan gizi ini menjadi peringatan bagi desa dan pemerintah. Mereka bertekad untuk mengurangi angka stunting. Sejak 2018 terdapat anak stunting yang tercatat hingga 42 anak. Sejak peristiwa ini, desa berinovasi lewat posyandu sebagai garda terdepan penanganan kesehatan bayi dan anak. Termasuk melibatkan partisipasi masyarakat, ahli gizi dan lembaga terkait.

Mereka mengumpulkan data dan turun ke lapangan untuk melihat kondisi kesehatan anak. Penyebab utama masalah ini, terkait faktor ekonomi dimana orangtua mereka bekerja dan mengandalkan pengasuhan pada nenek atau simbah dengan ala kadarnya. Tak hanya itu, banyak anak ini dibesarkan dalam kondisi tak layak, seperti kurang matahari, sanitasi buruk dan tak memiliki toilet yang bersih.

Desa bersama masyarakat bergerak membenahi masalah-masalah ini lewat perbaikan infrastruktur, seperti perbaikan saluran pembuangan air limbah dan rumah. Setiap anak juga mendapatkan paket makanan lengkap sarat gizi, seperti lauk, nasi, sayur, dan buah. Selama tiga bulan mereka mendapatkan paket tiap satu minggu sekali.

Tak hanya itu, warga juga menyiapkan peternakan lele sebagai asupan tambahan secara mandiri. 20 perempuan bersatu melawan gizi buruk ini dengan menyiapkan dapur sehat atau dikenal dengan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting). Berbagai olahan dari lele, seperti nugget dan cilok menjadi asupan yang menarik buat anak-anak.

Para kader juga mengumpulkan dana tambahan dari usaha kelompok ibu-ibu untuk mendukung program stunting ini. Dana yang terkumpul digunakan untuk berbagai program kesehatan.

Hasilnya, Desa Sendangsari mampu menejan angka stunting. Pada tahun 2019 jumlah anak stunting turun menjadi 21 anak atau sebesar 50 persen. Di tahun 2020, jumlah anak stunting tercatat 29 anak. Namun, pandemi Covid-19 yang berlangsung dalam dua tahun terakhir ini, ikut memperparah kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.

Anak-anak adalah masa depan bangsa. Persoalan gizi buruk yang melilit anak-anak menjadi prioritas agar mereka tumbuh menjadi sehat. Kolaborasi antar lembaga, partisipasi masyarakat, dan aksi nyata menjadi kunci dalam melawan gizi buruk pada anak-anak.

Inovasi kesehatan di desa menjadi pekerjaan bersama di tengah banyak tantangan saat ini. Langkah Desa Sendangsari di Kulon Progo menjadi salah satu contoh upaya memperbaiki generasi bangsa.

Baca Lainnya