Bekerja untuk Ekonomi Desa: PT Djarum Latih 14 Desa Angkatan ke-8 di Kabupaten Kudus untuk BUMDes Berkelanjutan
PT Djarum kembali melatih dan mendampingi 14 desa di Kabupaten Kudus, agar punya BUMDes yang profitable, berdampak ke masyarakat dan memiliki usaha yang berkelanjutan.
Contoh baik bisnis BUMDes mulai bermunculan di Kabupaten Kudus. BUMDes Wonorekso Wonosoco mampu kembali mengaktifkan wisata desa melalui BUMDes dan mampu memberikan kontribusi ke PADes. BUMDes Tunjungseto Bae menjalankan usaha bank sampah dan menarik ratusan nasabah. BUMDes Makmur Jetiskapuan pun mampu memanfaatkan potensi sumber air di desa dan menggerakkan usaha pengelolaan sampah desa.
“Ketiga BUMDes telah mampu berkontribusi ke PADes meskipun masih kecil secara jumlah. Namun yang terpenting, mereka telah mampu mempekerjakan warga desa,” kata Achmad Budiharto, Deputy General Manager Community Development PT Djarum. Secara total, ketiga BUMDes ini mampu menyerap 78 tenaga kerja dari warga lokal desa.
Budi percaya, BUMDes-BUMDes lain di Kabupaten Kudus pun mampu memiliki bisnis yang profitable dan berdampak pada masyarakat. Karena itulah, PT Djarum menggelar “Pelatihan Dasar BUMDes ke-8” ini.
Pada kesempatan ini, PT Djarum melatih 14 desa di Kabupaten Kudus untuk penyiapan bisnis BUMDes. Dengan perencanaan bisnis yang baik, diharapkan BUMDes akan mampu memiliki bisnis yang berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi positif bagi warga desa.
“Kami berharap, pelatihan ini akan membantu BUMDes untuk merencanakan bisnis mereka secara matang. Goal-nya BUMDes punya bisnis yang berkelanjutan, dan mendongkrak perekonomian masyarakat desa,” kata Achmad Budiharto. Sebelumnya, 14 desa yang dilatih dan didampingi pada PT Djarum Februari lalu telah mampu merancang program kerja dan berhasil mendirikan BUMDes, serta mendapatkan legalitas badan hukum BUMDes.
Masih banyak pekerjaan rumah, tentu saja. BUMDes-BUMDes di luar Kabupaten Kudus banyak yang telah mencatatkan pendapatan dan dampak sosial yang cukup besar. Karena itu, di hari pertama pelatihan PT Djarum mengundang BUMDes Megamendung Jaya, Kabupaten Bogor dan BUMDes Panggung Lestari Panggungharjo. “Kami ingin memperlihatkan kepada kawan-kawan di Kudus, BUMDes mampu berbisnis dengan baik. BUMDes Megamendung mampu mengekspor kopi. BUMDes Panggungharjo bisa menyelesaikan persoalan sampah di desa mereka,” imbuh Budi.
Pelatihan ini digelar selama enam hari pada Sabtu-Minggu, 15 sampai 30 Juli 2023. Dalam lokakarya ini, para calon pengelola BUMDes dilatih untuk menyiapkan bisnis BUMDes. Mulai dari soal pemahaman regulasi, pengenalan potensi desa, analisis kelayakan bisnis, sampai pembuatan program kerja (business plan). Setelah pelatihan, keempat belas desa akan didampingi secara intensif oleh PT Djarum agar BUMDes benar-benar siap untuk menjalankan bisnis yang telah mereka rencanakan.
“Di pelatihan ini kami jadi paham, usaha BUMDes mesti direncanakan dengan baik. Bukan sekadar mendirikan, tapi hanya nama saja. Karena BUMDes nantinya akan menjadi salah satu sumber pendapatan asli desa,” kata Budi Himawan, Kepala Desa Kramat, Kecamatan Kota Kudus.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kudus pun memberikan dukungan penuh terhadap program ini, “Program peningkatan kompetensi pengelola BUMDes seperti yang dilakukan PT Djarum ini sangat diperlukan. Kami pun mendorong dari sisi regulasi agar proses pendirian dan permodalan BUMDes semakin mudah,” kata Adi Sadhono Murwanto, Kepala Dinas PMD Kabupaten Kudus.
Tujuh BUMDes alumni program pendampingan BUMDes dari PT Djarum ikut pula meramaikan pelatihan. Mereka menggelar “Lapak BUMDes Kudus”, menjajakan ragam produk dari desa masing-masing, mulai dari kopi, olahan parijotho, sirup dan aneka olahan nanas, sampai jajanan pasar.
Semenjak 2019, PT Djarum telah melatih dan mendampingi 45 BUMDes di Kabupaten Kudus. Program pengembangan BUMDes ini merupakan salah satu wujud komitmen perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa di Kabupaten Kudus. Dalam program ini, PT Djarum bekerjasama dengan Dinas PMD Kabupaten Kudus, tenaga pendamping profesional (TPP) dari Kementerian Desa PDTT, Lokadata dan Perkumpulan Desa Lestari.