Ungu Catering Kudus ''jaga'' anggaran konsumsi tidak keluar desa
Cerita aktivitas PKK Desa Kaliwungu, Kudus dalam memberdayakan anggotanya untuk menyediakan konsumsi rapat di kantor desa dan Puskesmas.
Setiap hari kerja, aktivitas rapat dan pertemuan di Kantor Desa Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa tengah tak pernah sepi, bahkan bisa mencapai 20 kali pertemuan dalam sebulan. Beragam jenis pertemuan di sana, mulai rapat perangkat desa, lembaga kemasyarakatan desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, dan kegiatan posyandu. Jika dirata-rata ada tiga pertemuan dalam sehari.
Sudah menjadi kebiasaan di instansi desa, setiap rapat dan pertemuan selalu menyuguhkan aneka penganan hingga makanan. Tergantung waktu pelaksanaan pertemuan, saat pagi hari cukup dengan makanan ringan dan siang/malam hari dengan suguhan nasi dalam dus kecil dengan aneka sayur dan lauk.
Bendahara Desa Kaliwungu, Agus Khumaidi, 33 tahun, mengakui kepadatan pertemuan di kantornya. Sebelum pandemi Covid-19 banyak urusan warga yang harus diselesaikan melalui pertemuan langsung yang bisa mencapai 30 orang. Setelah pandemi melanda kebutuhan pertemuan langsung tidak bisa dihindari dan mengikuti protokol kesehatan dan mengurangi peserta menjadi setengahnya.
Untuk kebutuhan logistik pertemuan tidak bisa ditawar, harus disediakan dan masuk anggaran belanja desa. Total anggaran belanja Desa Kaliwungu secara keseluruhan untuk tahun 2020 sekitar Rp2,8 miliar. Sedangkan anggaran untuk konsumsi kebutuhan rapat pertemuan sepanjang tahun mencapai Rp151 juta.
“Anggaran konsumsi tahun ini kita anggarkan mencapai lima persen persen dari total anggaran belanja,” kata Agus saat ditemui Lokadata.id di kantor Balai Desa Kaliwungu, Selasa, (16/2/2021).
Melihat kepadatan aktivitas pertemuan itu, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kaliwungu, Eni Kusrini, 41 tahun, terbersit ide agar konsumsi rapat dan pertemuan itu disediakan oleh Ibu-ibu PKK Desa. Harapannya tidak muluk, uang anggaran desa tidak keluar dari desa karena warga sendiri bisa membuat makanan konsumsi yang dibutuhkan, bahkan tidak kalah secara produk dan kualitas.
Lebih lanjut Eni menuturkan, sebelum awal tahun 2020, perangkat desa biasanya memesan konsumsi dan makanan ringan ke pihak diluar desa. Lantas pihak PKK membuat perkumpulan anggota dalam bentuk badan usaha catering yang diberi nama Ungu Catering. Istilah yang merujuk pada nama desa dan nama Dewi Kencana Wungu yang cantik.
Eni memperkirakan, jika biaya satu dus makanan ringan dan makan siang/malam rentang harganya mencapai Rp10.000 dan Rp20.000 per orang. Dengan produksi sendiri, selisih harga yang didapatkan sekitar Rp2.000 sampai Rp5.000 per paket. Jumlah yang lumayan jika kebutuhan makanan ringan rata-rata 50 dus dalam sehari.
![Di rumah Ketua PKK, mengumpulkan makanan sesuai pesanan dan dibungkus sebelum dibawa ke kantor desa.](https://assets.kanaldesa.com/2021-02/original_350/1025x664_f4e959e3025819199cf5045b590f2182cc00ac5b.png)
Minimal keuntungannya mencapai Rp100 ribu hingga Rp250 ribu dalam sehari untuk satu pesanan dari kantor desa. Belum lagi jika usahanya dimaksimalkan untuk memenuhi pesanan di luar desa atau hajatan warga desa sendiri hingga acara pertemuan lainnya.
Tepatnya sekitar awal Januari 2020, Ungu Catering berdiri di bawah naungan PKK Kaliwungu. Kemudian saat bersamaan mengajukan tawaran ke pihak desa agar kebutuhan makanan dan penganan kebutuhan pertemuan disediakan oleh Ungu Catering. Tentu dengan tawaran yang kompetitif dari sisi harga dan kualitas dan pilihan jenis makanannya.
Saat ini produk makanan Ungu Catering terdiri dari 20 jenis makanan, mulai dari makanan ringan hingga paket makan siang. Jenis penganan atau makanan ringan lebih banyak membuat jenis makan tradisional seperti, kue sentiling, putu ayu, putri mandi, hawuk-hawuk, nagasari, lumpia, sosis solo, bika, gethuk, kue lumpur, klepon, onde –onde, wingko, dan jenis makanan lainnya sesuai pesanan. Sedangkan paket makan siangnya mencakup gudeg, opor, rames, dimsum, ikan bakar atau mengikuti pesanan.
![Aneka jenis penganan produksi anggota PKK Desa Kaliwungu atau Ungu Catering.](https://assets.kanaldesa.com/2021-02/original_350/1025x948_44454dd69993eb46640d98c43f8f1b61f60920b4.png)
Penghasilan tambahan
Sejak menjadi penyedia konsumsi kebutuhan kantor desa, Ungu Catering langsung menerima banyak pesanan. Bila ditotal dalam sebulan saja mencapai 1000 dus makanan ringan. Bahkan saat ini pesanan tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi pertemuan di kantor desa, termasuk konsumsi acara bakti sosial, juga pesanan dari Puskesmas desa.
Anggota PKK Kaliwungu, Dian Eka Farida, 42 tahun, menjelaskan saat ini sistem produksi makanan tidak ribet, tidak ada tempat produksi khusus. Dengan jumlah anggota PKK yang mencapai puluhan dan tergabung dalam Whatsapp Group, setiap anggota akan dibagi untuk menyiapkan satu jenis pesanan.
“Misalnya, ada pesanan makanan ringan untuk kebutuhan rapat. Kemudian pesanannya dalam satu kardus ada lima jenis makanan ditambah satu botol air kemasan, maka setiap anggota dan kader dibagi untuk memasak satu jenis makanan saja, kemudian kita kemas di rumah Ibu Ketua PKK dan tinggal antar,” kata Dian, kepada Lokadata.id, Jumat (12/2/2021).
![Status Indeks Desa Membangun (IDM) Desa Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah dalam tangkapan layar Dashboard Lokadata.](https://assets.kanaldesa.com/2021-02/original_350/1440x767_263e4a8f40b917f6a9fd747e0f8f27efaa96de22.png)
Sistem itu menurut Dian jauh lebih efektif dan memaksimalkan anggotanya yang hobi memasak dan membuat kue serta sebagai penghasilan tambahan. Keuntungannya dari pesanan diberikan kepada anggota yang memasak atau memproduksi makanan. Selebihnya keuntungan untuk kas Ungu Catering didapatkan jika ada pesanan dari luar desa.
Meski sudah mampu memenuhi target pesanan untuk desa, Eni Kusrini selaku Ketua PKK menyebut layanan Ungu Catering masih jauh dari sempurna. Misalnya belum ada kontrak dengan pemesan makanan, hanya modal kepercayaan saja. Kemudian sistem pengelolaan keuangan lebih baik lagi ke depannya dan terpisah dari PKK.
Harapannya agar anggaran konsumsi pertemuan tidak keluar dari desa sudah terwujud. Tugas berikutnya mencari pelanggan dari luar desa dan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas layanan.