Desa

Semanis Aroma Anggur Dari Pulau Dewata

Buleleng di Bali menjadi sentra penting penghasil anggur dan tumbuh menjadi industri pengolahan anggur berkualitas di Bali.

Ahmad Yunus
Semanis Aroma Anggur Dari Pulau Dewata
Produksi anggur di Bali mencapai 11 ribu ton dan tertinggi secara nasional. Menumbuhkan industri hilirisasi berbagai produk turunan. Kementerian Pertanian / Kementerian Pertanian

Budidaya buah anggur kian diminati masyarakat Indonesia. Tak hanya bisa ditanam dalam skala perkebunan, tapi juga bisa ditanam pada lahan terbatas, seperti halaman rumah. Sistemnya budidaya buah asli dari Eropa ini juga bisa dilakukan di media tanah atau menggunakan sistem hidroponik.

Buah anggur memang kaya manfaat karena bisa mencegah penyakit kanker, jantung, darah tinggi, dan mengurangi risiko obesitas. Buahnya juga bisa dinikmati secara segar atau diolah menjadi berbagai macam jenis. Mulai dari minuman wine hingga selai untuk roti.

Tanaman anggur diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda dan sudah beradaptasi dengan kondisi iklim lokal. Kementerian Pertanian juga sudah mengeluarkan varietas lokal jenis Probolinggo Super, Probolinggu 81, Kediri Kuning, Bali, dan Prabu Bestari yang mampu beradaptasi dengan kondisi di Indonesia.

Beberapa sentra penghasil produksi anggur terbesar di Indonesia berasal dari Probolinggo, Palu, NTB, dan Buleleng di Bali. Dari ketiga daerah ini, penghasil terbesar adalah Buleleng yang berkembang sejak tahun 1934 dengan jenis anggur Gross Colman, Isabella, Frakenthaler dan Alphonzo Lavalle.

Menurut catatan yang ada, jenis Alphonso Lavalle yang tergolong mampu beradaptasi sangat baik dan memberikan produktivitas yang bernilai ekonomis. Beberapa daerah di Buleleng ini berasal dari tiga wilayah, seperti Seririt, Banjar dan Gerokgak.

Buleleng yang berada di Bali Utara menjadi salah satu sentra penghasil buah anggur penting di Indonesia.  Keberadaan komoditas anggur ini pun mendorong hilirisasi berbagai produk olahan, seperti wine.
Buleleng yang berada di Bali Utara menjadi salah satu sentra penghasil buah anggur penting di Indonesia. Keberadaan komoditas anggur ini pun mendorong hilirisasi berbagai produk olahan, seperti wine. Lokadata / Lokadata

Usaha tani anggur di Kabupaten Buleleng semakin berkembang karena dukungan dan kemitraan dari para penyuluh pertanian. Budidaya tanaman anggur ini mampu memperbaiki taraf hidup para petani dan menjadikan buah ini sebagai komoditas unggulan di samping buah-buahan lainnya.

Secara jenawa, anggur Buleleng ini dikenal sebagai anggur Bali dan telah diproduksi dalam bentuk wine. Baik dalam skala rumah tangga hingga industri yang menjadikan Buleleng sebagai salah satu penghasil dan pengolah anggur di Indonesia yang istimewa.

Harga anggur segar di pasar berkisar 5.000 –15.000 rupiah perkilogram. Serapan buah anggur ini semakin meningkat dan memberikan pendapatan yang nyata bagi masyarakatnya.

Kemasan buah anggur lokal dan telah dipasarkan hingga hotel berbintang di Bali.
Kemasan buah anggur lokal dan telah dipasarkan hingga hotel berbintang di Bali. Desa Dencarik / Desa Dencarik

Wine lokal dari Buleleng ini mampu menghasilkan kadar alkohol sebesar 10 persen dan dipasarkan bagi wisatawan asing di hotel berbintang hingga restoran khusus wine di Bali. Sementara olahan lainnya, seperti sari buah, dodol, hingga selain dijual untuk pasar umum sebagai oleh-oleh dan dikerjakan oleh industri skala rumah tangga.

Kelompok penggerak pengolah anggur ini dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Amertha Nadi yang sudah berjalan sejak tahun 2011. Kelompok ibu-ibu yang berada di Desa Banjar ini mengolah hasil panen anggur menjadi berbagai produk dan menjadi salah satu inovasi desa. Berbagai olahan dari Amertha Nadi ini antara lain produk dodol, brem, kerupuk kulit anggur, jus anggur, kismis, hingga jajanan tradisional lainnya.

Cara ini tentu saja membuat nilai jual buah anggur meningkat ketimbang menjual buah segarnya saja. Terlebih pada saat panen raya dan membuat harga jual buah anggur lebih murah. Tak hanya itu, berbagai olahan ini juga membuat produk olahan anggur lebih tahan lama.

Sari buah anggur produk dari KWT Amertha Nadi ini pun harganya murah. Satu botol dijual sekitar Rp 5.000 dan dijual di toko oleh-oleh Buleleng. Sekali produksi, KWT Amertha Nadi mampu menghasilkan 600 botol dan menghabiskan buah anggur segar hingga 120 kilogram.

Untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi, KWT Amertha Nadi juga sudah memasarkan produknya melalui platform Kedai Anggur agar bisa dinikmati pasar di luar Buleleng.

Produk selai anggur di Desa Dencarik, Bali yang didampingi oleh BUMDes Bina Usaha Mandiri.
Produk selai anggur di Desa Dencarik, Bali yang didampingi oleh BUMDes Bina Usaha Mandiri. Desa Dencarik / Desa Dencarik

Tak hanya dimotori kelompok wanita tani saja, kini BUMDes Bina Usaha Mandiri di Desa Dencarik juga turut mengolah produk buah anggur ini. Produk anggur Dencarik ini dikemas secara ekslusif agar memberikan nilai tambah produk dan ditanam secara organik. Produk anggur Dencarik telah dipasarkan menuju Denpasar, Gianyar, dan Jembrana serta masuk di hotel bintang lima di Jimbaran, Bali.

Keberadaan buah anggur dan olahannya memang memasok industri pariwisata di Bali. Keberadaan wine lokal ini turut meramaikan pasar wine di Indonesia, khususnya di Bali. Wine lokal ini cukup bersaing dengan wine internasional dan memberikan corak rasa dan aroma khas tropis yang berbeda.

Budidaya anggur menjadi tulang punggung petani di wilayah Bali Utara.
Budidaya anggur menjadi tulang punggung petani di wilayah Bali Utara. PANRB / PANRB

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 produksi anggur di Bali mencapai 11.938 ton, tertinggi secara nasional. Produksi buah anggur ini, tersebar di Buleleng, Gianyar, dan Karangasem.

Bagi pecinta anggur, Anggur Bali merupakan salah satu varietas yang banyak diminati. Dengan rasa yang manis, buah ini dapat dikonsumsi untuk buah meja dan olahan sebagai minuman. Anggur Bali sendiri telah terdaftar varietasnya berdasar SK Menteri Pertanian No 857/Kpts/TP.240/12/1985.

Beberapa produk wine lokal yang cukup sukses ini antara lain, merk Sababay Wonery, Hatten Wines, hingga Two island dan telah diproduksi di Tanah Para Dewa ini. Berbagai produk wine lokal berkualitas ini menjadi bukti bahwa wine lokal harus menjadi tuan rumah sendiri dan bisa memikat wisatawan lokal dan internasional.

Baca Lainnya