BUMDes Pucang Rahayu: Wisata Petik Anggur Di Kaki Gunung Merapi
BUMDes Pucang Rahayu mengembangkan wisata petik anggur sebagai usaha pengembangan ekonomi desa.
Kawasan seluas satu hektar menjadi jantung usaha budidaya anggur yang dikelola oleh BUMDes Pucang Rahayu. Lokasi yang berada di Desa Pucanganom, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang ini menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk menikmati buah segar anggur unggulan. Seperti jenis anggur jupiter karena rasanya manis, berdaging tebal, dan berkualitas premium.
Pengunjung bisa langsung memetik buah anggur ini beserta jenis anggur biasa lainnya. Pengalaman memetik buah segar anggur ini menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk berkunjung ke kawasan yang dikelola oleh BUMDes Pucang Rahayu ini. Selain anggur, BUMDes Pucang Rahayu juga menanam aneka jenis buah-buahan lain dan bisa dibeli sebagai oleh-oleh.
Lokasi perkebunan anggur ini berada di lereng barat Gunung Merapi dengan suguhan udara sejuk dan suasana yang menyegarkan. Berbagai jenis anggur yang menggelantung memanjakan mata pengunjung untuk segera memetik kesegarannya. Saung Paribon Swarga Buah Tropical ini menjadi usaha bagi desa untuk mengembangkan potensi pertanian.
Saat ini ada 15 jenis tanaman anggur dan ratusan tanaman buah lain, seperti jambu air, pepaya, durian, hingga klengkeng yang dimiliki oleh BUMDes Pucang Rahayu sebagai modal mengembankan wisata atraksi perkebunan anggur.
“Konsep edukasi ini memperkenalkan bahwa Indonesia ada bermacam-macam jenis buah,” kata Winarna pengelola BUMDes Pucang Rahayu. Untuk satu kilogram anggur segar, pengunjung cukup membayar Rp 90 ribu dan langsung bisa memilih aneka buah anggur segar. Lokasi ini pun seringkali menjadi objek foto cantik dengan latar tanaman anggur.
Menurut Badan Statistik Pertanian, produksi anggur Indonesia pada tahun 2022 mencapai 13.515 ton. Angka ini kian meningkat dari tahun sebelumnya karena usaha budidaya anggur cukup diminati oleh masyrakat Indonesia. Namun, Indonesia juga masih mengimpor anggur karena kebutuhannya masih kurang dan tercatat mencapai angka 101.899 ton atau setara dengan USD 330.407 di tahun 2022.
Untuk itu, pemerintah Indonesia juga tengah mendorong inisiatfi pengembangan kawasan hortikultura dan produksi buah-buahan berorientasi ekspor untuk menurunkan angka impor buah-buahan. Langkah ini menjadi tepat untuk menginisiasi dan melibatkan para petani, pelaku usaha, akademisi, maupun pemerintahan tingkat desa hingga kabupaten untuk mengembangkan potensi di bidang hortikultura dan buah-buahan.
Menurut Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI Prihasto Setyanto, potensi konsumsi anggur Indonesia di tahun 2029 mencapai 21.168 ton. Konsumsi ini menjadi potensi bagi para pembudidaya untuk mengisi ceruk pasar anggur.
Budidaya anggur bisa dilakukan dimana saja. Mulai dari desa hingga kawasan perkotaan. Baik dengan sistem tradisional maupun smart farming dengan pengembangkan melalui hidroponik. Budidaya anggur juga kian diminati oleh masyarakat dan menjadi tanaman pekarangan sekitar rumah.
Langkah yang dikembangkan oleh BUMDes Pucang Rahayu menjadi aksi nyata mengambil peran pengembangan budidaya anggur. Terlebih, anggur menjadi daya tarik dalam mengembangkan wisata desa yang berbeda. Inovasi budidaya anggur juga bisa dikembangkan menjadi aneka produk lainnya, seperti minuman, syrup, hingga selai dan menjadi nilai tambah dari budidaya anggur ini.
Anggur adalah tanaman yang bisa dikembangkan di iklim tropis Indonesia. Desa Pucanganom di kaki Gunung Merapi pun juga cocok untuk tanaman anggur dan menghasilkan buah segar dan melezatkan. Keberadaan BUMDes Pucang Rahayu menjadi motor penggerak usaha desa dan berkontribusi bagi pembangunan desa melalui pengembangan buah-buahan.