BUMDes

Rencana usaha dan pemasaran sangat krusial bagi kesuksesan BUMDes

Dalam iklim bisnis yang penuh persaingan, memiliki produk yang berkualitas saja tidak cukup. Kita harus memiliki rencana usaha dan pemasaran yang mumpuni agar bisnis berjalan secara berkelanjutan dan bisa mendatangkan keuntungan.

Konten Pemasaran
Rencana usaha dan pemasaran sangat krusial bagi kesuksesan BUMDes
Tangkapan layar pelatihan modul 3 /

Dalam iklim bisnis yang penuh persaingan, memiliki produk yang berkualitas saja tidak cukup. Kita harus memiliki rencana usaha dan pemasaran yang mumpuni agar bisnis berjalan secara berkelanjutan dan bisa mendatangkan keuntungan. Hal ini menjadi salah satu pokok pembahasan dalam Pelatihan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang diadakan Lokadata.id dan PT Djarum secara daring sejak awal April.

Setelah memahami kelembagaan BUMDes dan cara memetakan potensi desa dalam dua modul sebelumnya, modul ketiga yang diadakan pada 20-21 April 2021 memiliki tema Rencana Usaha dan Pemasaran dengan pemateri spesialis perencana bisnis komunitas Mohamad Tamzil untuk pelatihan hari pertama dan Yoedistira Soeherman untuk pelatihan hari kedua.

Seperti dua modul sebelumnya, pesertanya adalah enam desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang dibagi menjadi dua sesi yaitu pagi dan siang. Peserta berasal dari Desa Kajar (BUMDes Mitra Sejahtera), Desa Karangampel (BUMDes Karisma), Desa Janggalan (BUMDes Jenggolo Makmur), Desa Jekulo (BUMDes Bumi Wangi), Desa Rejosari (BUMDes Berkah Makmur), dan Desa Glagah Kulon (BUMDes Maju Jaya).

Dalam modul ketiga, peserta diajak lebih aktif dalam mengisi blok-blok simulasi usaha bisnis dan membuat rencana pemasaran yang akan dilakukan oleh masing-masing BUMDes. Seluruh peserta tampak aktif berdiskusi dan menanyakan pertanyaan kepada para pemateri.

"Tidak ada jeleknya untuk kita semua sama-sama bertukar pikiran, pendapat, dan pengalaman, agar kita semua sama-sama maju," ujar Achmad Budiharto, Vice Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation.

Dalam hari pertama, pelatihan lebih ditekankan pada Rencana Usaha. Menurut Mohamad Tamzil, hal ini sangat penting untuk dilakukan, setelah BUMDes berhasil mengetahui potensi desa yang bisa dijadikan bisnis.

"Rencana bisnis bagi BUMDes bisa diperlakukan sebagai panduan untuk operasional usaha. Rencana bisnis ini juga bisa jadi suatu bahan untuk menarik investor dan pemodal. Mereka bisa menilai kelayakan BUMDes untuk disuntik modal," ujar Tamzil.

Salah satu tahap penting dalam membuat perencanaan bisnis adalah mengenali siapa yang akan jadi konsumen produk/jasa yang dijual BUMDes. Banyak bisnis yang gagal karena pengusaha terlalu menggeneralisir konsumen mereka. Padahal, target pasar harus diklasifikasikan sespesifik mungkin.

"Beras memang dimakan semua orang, tapi yang memutuskan untuk membeli beras siapa? Misalnya, ibu-ibu," Tamzil mencontohkan. Setelah itu, pebisnis harus menentukan berapa rentang usia calon konsumen, profesi, hingga penghasilan dan lokasinya.

"Tidak ada produk yang tidak laku dijual. Yang ada, mungkin kita salah menemukan konsumen potensial kita," terang Tamzil.

Berlanjut ke hari kedua, peserta diperkenalkan pada cara memasarkan produk, utamanya dengan memanfaatkan dunia maya.

Sejak awal 2020, Indonesia telah memasuki pandemi COVID-19 yang sangat membatasi ruang gerak masyarakat. Semuanya jadi serba daring, termasuk dunia bisnis. Perilaku konsumen pun berubah. Belanja secara daring menjadi hal yang lumrah di seluruh kalangan masyarakat.

"Ini jadi sebuah peluang untuk memanfaatkan internet sebagai sarana dalam meningkatkan kegiatan ekonomi BUMDes. Produk bisa dijual dengan memanfaatkan market internet seluas-luasnya. Agar bisa maksimal memanfaatkannya, kita mau tidak mau harus belajar digital marketing," ujar pemateri Yoedistira Soeherman.

Pemasaran digital merupakan sebuah upaya untuk menggunakan media digital sebagai sarana untuk menjangkau konsumen lebih luas. Selain itu, keuntungan lainnya adalah efisiensi biaya promosi dan meningkatkan omset penjualan, terutama di masa pandemi.

Ada beberapa faktor kunci yang harus dipahami pebisnis sebelum melakukan pemasaran digital. Faktor-faktor tersebut adalah branding, media sosial, lapak dagang di dunia maya, dan konten di dalam lapak tersebut.

Peserta diajak untuk membuat nama jenama yang efektif dan memahami besarnya pengaruh media sosial dalam gaya hidup masyarakat. Yoedistira juga melatih dan mengajarkan para peserta cara membuat konten lapak daring yang bagus, cara foto produk yang menarik, dan contoh strategi pemasaran hard selling dan soft selling.

"Pelatihan ini mudah dipahami, langkah-langkahnya juga enak, alurnya juga simple. Semoga yang kami susun bisa ternominalkan untuk langkah BUMDes kami," ujar Nanang Ahmad, salah satu peserta pelatihan yang berasal dari Desa Rejosari.

Selanjutnya, para peserta akan mengikuti Modul 4: Pengelolaan Keuangan yang diadakan pada 27-28 April 2021.

Baca Lainnya