Mengolah bambu sebagai potensi desa
Bambu bisa menjadi potensi desa dan mengatasi pengangguran. Bahkan mengisi pasar ekspor kriya.
Bagi masyarakat Indonesia, bambu sudah menjadi bagian dari kehidupan. Berbagai produk maupun bangunan tak bisa lepas dari bahan bambu. Termasuk untuk keperluan pertanian maupun peternakan. Bambu memang memiliki sejuta manfaat sebagai penopang kehidupan. Keberadaanya tumbuh subur di berbagai wilayah dan geografis Indonesia.
Bambu menyimpan keunikan dibandingkan dengan material lainnya. Salah satunya tergolong ramah lingkungan. Mudah tumbuh di berbagai kondisi tanah. Serat yang elastis dan kuat. Dan inilah kekuatan dari bambu.
Bahan baku bambu Indonesia sangat melimpah. Dan bisa menjadi potensi untuk mendongkrak perekonomian desa. Namun hingga saat ini, pengolahan dan pengembangan produk bambu belum berkembang. Seperti di kawasan Asia lainnya, Vietnam maupun Tiongkok, misalnya. Dua negara yang terkenal sebagai pengolah bahan baku bambu.
Sebenarnya, bambu mampu menjadi potensi yang bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat. Termasuk pengembangan potensi usaha desa. Baik sebagai sentra pengrajin maupun supplier bahan baku. Seperti yang kini dikembangkan di daerah Selaawi, Garut.
Selaawi di Garut menjadi salah satu sentra pengrajin bambu yang mampu menembus pasar internasional. Dari kampung inilah mereka memasok berbagai produk seperti kap lampu, keranjang, dan ornament untuk keperluan restoran dan café.
Pengrajin Selaawi memiliki keterampilan mengolah bambu secara turun temurun. Mereka belajar secara otodidak dan perlahan tumbuh menjadi sentra pengrajin di Jawa Barat. Pengrajin bekerja di halaman rumah atau memanfaatkan lahan kosong sebagai ruang kerja bambu. Dari tempat sederhana itu mereka membuat aneka produk bambu sesuai pesanan pasar lokal maupun internasional. Produk dari Selaawi bahkan sudah menembus negara-negara di Asia seperti Korea, Thailand, Singapura dan negara lain di Eropa.
Selaawi membuktikan bahwa usaha bambu bisa mengatasi pengangguran desa dan menyerap tenaga kerja. Permintaan yang kian naik mendorong produktivitas kerajinan berbahan baku bambu ini. Dan dari desa pun bisa memberi warna pada dunia. Bahwa bambu kini tak lagi dipandang sebelah mata.