BUMDes

Menabung Uang Lewat Berternak Sapi: Pemberdayaan Ala BUMG Tuah Peutimang

BUMG Tuah Peutimang, Aceh, mengembangkan penggemukan sapi sebagai bentuk pemberdayaan warga desa.

Sri Wahyuni
Menabung Uang Lewat Berternak Sapi: Pemberdayaan Ala BUMG Tuah Peutimang
BUMG Tuah Peutimang meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga melalui peternakan sapi. Sri Wahyuni / Kanal Desa

Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) atau BUMDes Tuah Peutimang, Kabupaten Bireun, Aceh fokus pengelolaan anggaran hanya ke lini peternakan sapi. Warga-warga yang tidak memiliki pekerjaan tetap, ditarik menjadi nasabah dengan keuntungan bagi hasil.

Salah satu nasabah penerima manfaat, Armian mengatakan, tiga tahun sudah perjalanannya sebagai peternak sapi di bawah naungan BUMG Tuah Peutimang. Selama itu, beberapa kali hewan peliharaannya dijual.

Memanfaatkan lahan seadanya yang dia sewa dari pemilik tanah, dibagunnya kandang berbahan kayu dan beratap seng. Di dalamya hidup tiga ekor sapi yang rutin dirawatnya.

“Sebelumnya tidak bekerja, kemudian menjadi peternak. Saat ini selain menjaga ternak, terkadang juga kerja jadi buruh kasar dan bertani untuk uang tambahan,” katanya.

Setiap hari dia mencari rumput liar atau rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang sengaja ditanam sebagai pakan. Batang pohon pisang yang berwarna putih juga dijadikan makanan sapi.

Armian menjelaskan, sapi-sapi yang dia pelihara saat dijual harganya di antara Rp 20 juta atau Rp 25 juta perekor.

“Sapi yang sekarang juga beberapa kali diganti jika ngerasa tidak cocok. Ada yang sudah beberapa kali juga dijual dan menguntungkan,” ucapnya.

Dikatakannya, selama menjadi mitra BUMG Tuah Peutimang, dia mengaku tidak mengalami kendala apapun. Sistem bagi hasil yang dijanjikan juga terasa manfaatnya.

“Saya hanya perlu memelihara. Sapi disediakan, saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli, saat dijual uang yang didapat dibagi hasilnya ke BUMG,” jelasnya,

BUMG Tuah Peutimang melibatkan warga  untuk mengurus penggemukan sapi sebagai bentuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa.
BUMG Tuah Peutimang melibatkan warga untuk mengurus penggemukan sapi sebagai bentuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di desa. Sri Wahyuni / Kanal Desa

Wajib Warga Lokal

Sekretaris Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Tuah Peutimang, Saifan Nur mengatakan, anggaran desa menjadi fondasi awal terbentuknya BUMDes dengan dijalankan beberapa orang pengurus.

Sejak awal BUMG berdiri, lanjutnya, pilihan hanya difokuskan untuk peternakan sapi, karena melhat potensi yang dimiliki desa, dan belum ada yang berfokus kepada sektor ini.

“Kebutuhan sapi di Aceh tinggi, terutama saat hari-hari besar atau meugang, setiap orang mengkonsumsi daging,” katanya.

Kata Saifun, dengan jumlah penduduk 400-an ribu jiwa, kebutuhan daging perbulan di Bireun sekitar 5-6 ton, sementara sapi bisa 40-60 ekor, untuk memenuhi kebutuhan, akhirnya dikirim dari provinsi lain.

“Contohnya saat Ramadhan atau Idul Fitri, itu jadi moment tingkat konsumsi daging tinggi,” ucapnya kembali.

Saifan menyebut, syarat menerima manfaat dari unit BUMG ini, harus warga lokal, memiliki lahan untuk kandang dan paling penting siap memelihara. Bagi hasilnya, 60 persen diberikan ke peternak dan 40 persen ke BUMDes.

Pertanyaannya bagaimana cara perhitungan bagi hasilnya? Saifan menyebut, jika sapi yang diserahkan ke peternak harga belinya Rp 15 juta perekor, maka akan dihitung berapa nilai saat dijual.

“Analoginya begini, harga jual Rp 20 juta, sedangkan saat dibeli Rp15 juta, tinggal dikurangi harga pokok belinya saja. Dari hitungan itu, artinya ada untung Rp 5 juta, nah itu yang kemudian dibagi, 60 persen ke peternak dan 40 persen ke BUMDes,” jelasnya.

Kata Saifan, jika peternak giat, ada keuntungan besar yang bisa didapat. Bagi hasil hanya dibebankan pada penjualan sapi pertama, selanjutnya tidak ada kewajiban, termasuk jika ada sapi yang melahirkan anak, itu bukan lagi hak nya BUMDes.

Sayangnya, sambung Saifan, sejauh ini belum ada yang memanfaatkan keuntungan itu. Beberapa peternak justru menyerah di tengah jalan. Alasannya beragam, salah satunya merasa tidak sanggup.

“Jika menemui hal begitu, sapi ditarik kembali,” sebutnya.

Keberadaan BUMDes bisa menjadi cara untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan produktivitas masyarakatnya melalui potensi lokal.
Keberadaan BUMDes bisa menjadi cara untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan produktivitas masyarakatnya melalui potensi lokal. Lokadata / Lokadata

Sapi Kawin Suntik

Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Tuah Peutimang menjadi salah satu BUMDes yang menerapkan teknologi kawin suntik ke sapi. Awalnya sempat mendapat penolakan dari warga, sampai akhirnya dilakukan edukasi dan diterima.

Saifan menjelaskan, secara umum rata-rata sapi dewasa berumur 18 bulan sampai 2 tahun baru bisa dikawinkan, dan di usia 3 tahun memiliki anak. Lewat kawin suntik, maka satu tahun sudah bisa ada anak.

“Jika kawin suntik perkembangannya lebih cepat, sedangkan kawin alami berisiko terjadi kawin sedarah, di mana anak jantan bisa mengawini ibunya, akibatnya perkembangan lebih lambat dan bertubuh kecil,” ucapnya.

Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Tuah Peutimang menjadi salah satu BUMDes yang menerapkan teknologi kawin suntik ke sapi agar  semakin produktif.
Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Tuah Peutimang menjadi salah satu BUMDes yang menerapkan teknologi kawin suntik ke sapi agar semakin produktif. Sri Wahyuni / Kanal Desa

Sapi Gemuk dengan Serat Kasar

Saifan berbagi tips bagaimana menggemukan sapi, kuncinya pada pemberian serat kasar pada makanan hariannya. Berbeda dengan unggas yang lebih banyak butuh protein, hewan mamalia pemakan rumput ini justru sebaliknya.

“Tips berternak sapi, serat kasar lebih tinggi, protein lebih rendah, berbeda ternak unggas, yang lebih dibutuhin protein lebih tinggi,” ucapnya.

Untuk dapatkan serat kasar, terang Saifan, dengan memanfaatkan jerami padi, untuk memberikan kebutuhan protein kepada si sapi. Perhitungannya, protein 17 persen, serat kasar 63 persen, sisanya kebutuhan mineral fosfor dan kalsium.

Kabupaten Bireun sendiri hanya memiliki tiga jenis ras sapi, yakni Simental, Limosin dan Aceh. Kata Saifan yang berdinas di Dinas Peternakan Kabupaten Bireun, menjadi tugasnya memberi inovasi dalam pengelolaan peternakan yang sederhana (simple), mudah dan memperoleh keuntungan lebih banyak.

“Sapi gemuk, harga pakan relatif murah, kita juga bisa menghasilkan keuntungan lebih besar.

Kehadiran Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Tuah Peutimang harapannya menjadi jembatan ke penduduk lokal yang berjumlah 400-an ribu jiwa untuk bisa berdaya dan memiliki bisnis tanpa terbebani modal.

Saat ini baru beberapa penduduk yang bergabung menjadi mitra, seiring berjalannya waktu dengan mengetahui manfaat didapat, akan lebih banyak orang tertarik dan membantu perekonomian.

Menurut Dinas Peternakan Provinsi Aceh pada Agustus 2023 ada 1,3 juta ekor ternak. Mulai dari sapi, kerbau, hingga domba kambing. Berbagai macam hewan ternak ini memasok kebutuhan lokal di Aceh.

Kebutuhan daging sapi di Provinsi Aceh memang tinggi. Kebutuhan ini menjadi peluang ekonomi bagi BUMG Tuah Peutimang untuk turut mengisi permintaan daging sapi. Sekaligus bisa berdampak bagi warganya untuk mengurangi pengangguran.

Potensi ini pun turut didukung oleh sumber daya alam yang melimpah. Mulai dari lahan hingga hijauan untuk memasok kebutuhan pakan sapi.

Baca Lainnya