Kredit Sapi Tanpa Bunga
Angsuran sapi tanpa bunga dongkrak ekonomi Desa Galengdowo, Jombang, Jawa Timur.
Nama Desa Galengdowo Wonosalam, Jombang, Jawa Timur kian harum setelah Kementerian Keuangan dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menilai desa ini termasuk percontohan desa sukses di Indonesia. Pasalnya, setiap bulan desa ini mampu mengelola keuangan secara mandiri. Khususnya, untuk pengembangan ekonomi pengelolaan susu sapi perah dengan capaian omzet hingga Rp 1,5 miliar per bulannya.
Penghargaan ini berhasil mereka sabet pada tahun 2021 karena desa ini mampu mendorong perekonomian rakyat secara nyata melalui BUMDes Lohjinawi yang berdiri pada tahun 2018.
Sebelumnya, para peternak dari desa ini menyetor susu sapi perah ke Koperasi Unit Desa Kertajaya di Kabupaten Kediri. Namun sayangnya, sistem setoran ini tak berdampak besar bagi kesejahteraan para peternak sapi di Desa Galengdowo. Sejak itu, Pemerintahan Desa Galengdowo bersama BUMDes Lohjinawi mengambil inisiatif dan merancang berbagai inovasi.
Salah satu inovasi pentingnya, Pemerintahan Desa Galengdowo memanfaatkan Dana Desa sebagai penyertaan modal bagi BUMDes Loh Jinawi dan kemudian memberikan progam kredit sapi tanpa bunga bagi masyarakat.
Ide ini membuka peluang bagi peternak untuk mengembangkan sapi perahnya dan tak perlu mengambil kredit kepada bank dengan bunga yang lebih besar. Terlebih pembayaran sapi ini bisa juga melalui penyetoran hasil susu sapi perahan.
Saat itu BUMDes Lohjinawi menyediakan sapi dengan harga Rp 18 juta dan bisa diangsur per bulannya antara Rp 1 juta atau 2 tahun tahun tanpa bunga. BUMDes Lohjinawi juga membangun berbagai sarana agar kualitas susu tetap terjaga dan bisa sesuai dengan kebutuhan standar pabrik susu. Tak hanya itu, mereka juga bekerja sama dengan para penyedia pakan hingga pemeriksaan dari dokter hewan secara rutin.
Hingga saat ini BUMDes Lohjinawi mampu menampung susu sapi perah hingga 6 ribu liter per hari dari 300 ekor sapi yang tersebar di 200 kandang milik warga.
Inovasi dari desa ini tak sekedar melalui program kredit sapi perah tanpa bunga. Tapi juga berkembang hingga pengembangan dana sosial, biogas gratis, hingga subsidi pajak bagi masyarakat peternak. Berbagai program ini membuat keberadaan BUMDes Lohjinawi semakin bersinar karena memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat sekitar.
“Kemajuan desa tidak tergantung kepada kepala desa dan perangkatnya, tapi juga partisipasi masyarakatnya,” ujar Wartomo, Kepala Desa Galengdowo menjelaskan kiat suksesnya.
Keberadaan produksi susu sapi dari desa ini juga terbukti tangguh saat pandemi Covid-19 lalu. Perekonomian tetap berputar melalui produksi susu dan warga terus bekerja mendapatkan pendapatan.
Saat itu, bahkan BUMDes Lohjinawi mampu membeli harga susu jauh dari atas pasaran. Dari harga Rp 5.500 per liter menjadi Rp 5.650 per liter untuk mendongkrak pendapatan para peternaknya. Sayangnya, wabah Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK di tahun 2022 sangat berdampak dan membuat produksi susu dari desa ini menurun.
Desa Galengdowo terus membenahi pembangunan dan perekonomian warganya. Semangat partisipasi, keterbukaan, dan inovasi sosial menjadi garda bagi desa ini untuk mandiri dan tidak tergantung pada daerah lainnya. Berbagai olahan dari produk susu pun telah tersedia di Doramart milik BUMDes Lohjinawi, seperti yoghurt, es krim, hingga susu sapi siap minum.
Kini BUMDes Lohjinawi bersama warga juga mengembangkan wisata di kampung susu sapi ini. Pengunjung bisa melihat proses pemerahan susu sapi hingga melihat proses pembuatan aneka olahannya. Melalui produksi susu sapi segar desa ini semakin tangguh.