Kualitas SDM BUMDes meningkat, desa maju pesat
Hal mendasar namun sering diremehkan, mungkin dianggap terlalu teoritis dan membosankan, namun dalam praktiknya tak mudah dijalankan.
Kesuksesan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) seringkali hanya dilihat dalam bentuk capaian omset. Ada hal mendasar yang kerap terlupa, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) pengelolanya.
Padahal, omset bernilai besar yang berhasil diraih BUMDes tentu diawali dari SDM yang berkualitas, kreatif, dan punya visi. Hal mendasar namun sering diremehkan, mungkin dianggap terlalu teoritis dan membosankan, namun dalam praktiknya tak mudah dijalankan.
Bantuan dari program CSR perusahaan berupa uang memang sangat berarti, tapi bantuan berupa peningkatan SDM juga tak kalah penting. Hal ini disadari Bank Jateng, yang memberi pelatihan terlebih dahulu kepada BUMDes yang meminjam uang untuk modal usaha.
“Maksimal peserta 15 orang, kami menggunakan standar Eropa. Secara prinsip, yang penting usaha jalan dulu,” ujar Adhi Soebroto, Kasubdiv Kredit Mikro Bank Jateng dalam webinar BUMDes Kudus Seri #2 bertajuk “Mengembangkan SDM dan Usaha BUMDes bersama Pihak Ketiga” yang diselenggarakan Lokadata.id pada Rabu (10/3/2021).
Contoh lain dialami PT Semen Gresik dan BUMDes Mbangun Deso di di Desa Kajar, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Bersama, mereka membangun dan mengelola sebuah taman edukasi (edupark) pertanian dan peternakan terpadu seluas 1,6 hektar untuk masyarakat.
“Program utamanya untuk mengedukasi masyarakat soal pertanian, peternakan, dan perikanan modern,” ujar Ashariatul Jannah, pengelola Edupark Pertanian Terpadu BUMDes Mbangun Deso.
“Kami diberikan suntikan ilmu soal pertanian dan peternakan. Kami sampai dikirim ke Ciomas, Bogor untuk belajar tentang peternakan, biogas, dan pertanian,” jelas Ashariatul.
Ia berharap, BUMDes Mbangun Deso bisa mengubah anggapan masyarakat di Desa Kajar. Sebagian besar warga ingin bekerja di pabrik karena dianggap lebih aman dan menghasilkan. Padahal, wirausaha bisa membuka kemungkinan lebih jauh dari sekadar bekerja di pabrik.
“Diharapkan BUMDes ini mengubah anggapan masyarakat kalau punya usaha itu menghasilkan. Edupark juga membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat,” ujar Ashariatul.
Lantas, pendekatan seperti apa yang digunakan untuk mengajak warga turut serta membangun BUMDes?
“Lebih mengenai bagaimana memberi contoh pada mereka, memberikan ‘rasa’ pada mereka. Kami tidak menjawab dengan bahasa teknis, tapi dengan kerja nyata,” ujar Hendra, Ahli Muda Community Development Officer CSR PT Semen Gresik.
Yang terpenting adalah memberi demonstrasi dan contoh kepada warga desa, baru kemudian memberi materi pembelajaran. Hendra memberi contoh, ketika Ashariatul mencoba menggunakan traktor, warga yang terlibat menjadi bersemangat untuk ikut coba belajar menggunakan traktor untuk mengolah lahan di Edupark.
“BUMDes bisa ada karena ada konsolidasi masyarakat desa untuk membuat sebuah konsepsi bahwa dengan BUMDes, desa bisa maju, pendapatan bisa bertambah. Semua pihak saling terlibat dan terkonsolidasi,” jelas Hendra.
Dengan SDM berkualitas, BUMDes itu sendiri naik kelas. Memiliki level yang berbeda ketika berhadapan dengan pihak manapun. Memiliki posisi tawar yang setara ketika melakukan kerja sama dengan semua pihak. Hal ini diamini oleh Achmad Budiharto, Vice Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation.
“Dua hari ini, saya mendapatkan pembelajaran luar biasa. Ini adalah contoh konkret bagaimana success story satu BUMDes bisa di-share kepada kita semua,” ujar
PT Djarum juga melakukan CSR di berbagai desa di Kudus melalui lima pilarnya, yaitu Bakti Budaya, Bakti Pendidikan, Bakti Olahraga, Bakti Sosial, dan Bakti Lingkungan.
“Tidak ada hal yang tidak mungkin. Ini bisa jadi inspirasi yang cukup konkret untuk rekan-rekan BUMDes yang ada di Kudus. Ke depan, kita akan maju bersama,” jelas Achmad. Ia melanjutkan, “Dalam hal ini Djarum Foundation masih berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas kemampuan SDM dari BUMDes, dan kita akan berkolaborasi dengan stakeholder di masing-masing desa.”
Saat ini, pandemi COVID-19 membuat ruang gerak berbagai program PT Djarum jadi terhambat. “Kegiatan yang berkait dengan BUMDes, kami berupaya melakukan pelatihan dengan webinar. Tahun lalu kami selenggarakan dua kali, di awal tahun ini juga sudah dua kali. Kami harapkan pandemi ini segera berakhir sehingga kegiatan bakti-bakti itu bisa kembali berjalan,” tutup Purwono Nugroho, Public Affairs Senior Manager PT Djarum.
Salah satu kegiatan pembelajaran selain webinar BUMDes adalah Akademia, modul pengajaran mandiri agar BUMDes yang dikelola dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pembangunan desa.
Bagi rekan-rekan BUMDes yang belum berkesempatan mengikuti webinar BUMDes, bisa mengakses laman Akademia di Lokadata.id.