Desa

Kampung Marketer, markas para pemasar

Kampung Marketer telah menggaet hampir delapan ratus warga di Kecamatan Karangmoncol sebagai mitra. Mereka bekerja sebagai pemasar online handal, menangani bermacam kebutuhan UMKM pada platform online. Kampung Marketer bercita mengurangi pengangguran di desa, menahan laju urbanisasi ke kota.

Muhammad Nafi'
Kampung Marketer, markas para pemasar
Salah satu pusat pemberdayaan Kampung Marketer, tempat para pemasar dari desa bekerja. Kampung Marketer / Kampung Marketer

Pada mulanya adalah keinginan berbagi. Lalu Nofi Bayu Darmawan pun mengambil jalan nekad: dia melepaskan statusnya sebagai pegawai negeri di Kementerian Keuangan RI. Tepat pada 2017, Nofi kembali ke kampung halaman, Desa Kedungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga. Misinya satu: mengembangkan jualan online miliknya, sekaligus membagikan ilmu itu kepada para pemuda di Purbalingga.

Setiap minggu, berpuluh pemuda dari berbagai penjuru Purbalingga berkumpul, ngobrol tentang kiat bisnis online. Sebelumnya, Nofi telah rutin menuliskan pengalaman bisnisnya di blog. Mereka antusias, tetapi kata Nofi, ”Sistem berbagi pengetahuan begitu ternyata kurang efektif. Hanya satu dua yang akhirnya berani berjualan sendiri.” Padahal, ada sekitar seribuan orang di grup Telegram untuk inisiatif yang sudah berjalan tiga bulan ini.

Sekitar Agustus 2017, seorang kawan pebisnis online menghubungi Nofi. Dia mengeluh tentang sulitnya mencari jasa customer service (CS) untuk toko daringnya. Tanpa pikir panjang, Nofi menyarankan, "Bagaimana kalau kucarikan orangnya dari desa? Soal kualitas, nanti aku yang jamin,” kata dia. Dari sinilah, Kampung Marketer (KM) bermula. Nofi melatih beberapa orang, lalu mengujicobakannya untuk mengurus toko online ini. Pelanggan pertama merasa puas. Nofi kemudian melangkah lebih jauh. Dia menyiapkan website sebagai etalase, perlahan menyusun tim dan menjaring pemuda-pemudi di sekitarnya.

Kampung Marketer menyasar khusus kepada UMKM. Sebab, menurut Nofi, jumlah UMKM yang begitu besar tetapi mereka belum punya sumberdaya yang mumpuni ketika bergeser ke platform online. “Kebanyakan UMKM masih belum mengerti skill e-commerce. Mereka hanya fokus di produksi dan distribusi. Sehingga tidak sempat mengurus sales atau tim digital marketing. Di sisi lain, banyak teman-teman desa yang masih butuh pekerjaan,” kata Nofi. Pada usianya yang ketiga Kampung Marketer berhasil menggaet 278 partner, sebutan untuk pebisnis yang memakai jasa KM.

Nofi Bayu Darmawan (28), pendiri Kampung Marketer (KM) menyampaikan materi tentang growth hack kepada pemuda-pemudi mitra KM.
Nofi Bayu Darmawan (28), pendiri Kampung Marketer (KM) menyampaikan materi tentang growth hack kepada pemuda-pemudi mitra KM. Kampung Marketer

Social enterprise

Sejak mula, Nofi membayangkan Kampung Marketer sebagai social enterprise, alih-alih berusaha untuk menggaet sebanyak mungkin profit semata. Dia menyatakan, KM bertujuan untuk menciptakan tiga dampak sosial (social impact). Pertama, mengurangi pengangguran usia muda di desa. Kedua, mengurangi urbanisasi usia muda. Ketiga, menciptakan pengusaha muda desa di bidang teknologi.

“Kami adalah social enterprise. Bagi kami, dampak sosial adalah tujuan utama,” kata Nofi. Soal dampak ini setidaknya telah terbukti. Sebanyak 784 warga bergabung sebagai mitra KM. Sejumlah 1,3 miliar sebulan masuk ke rekening mitra KM tiap bulan. Kampung Marketer juga menyewa 26 rumah warga untuk kantor dan pusat pemberdayaan (data per 27 Agustus 2020).

Kampung Marketer menyediakan hampir semua layanan terkait bisnis digital bagi UMKM. Mulai dari layanan pelanggan, pembuatan konten, digital marketing, sampai input data produk. “Layanan kami mencakup hampir semua lini di bisnis online. Yang terbesar sekarang berupa layanan customer service,” kata Nofi.

Mengusung visi sebagai social enterprise tidak lantas mengabaikan sisi kualitas nilai yang ditawarkan. KM menyusun skema agar kualitas tetap terjaga dengan pelbagai cara. Pertama, satu mitra hanya mengurus satu kebutuhan spesifik satu partner. Misalnya, jika seorang partner menginginkan jasa digital marketing dan customer service (CS), KM akan mendelegasikan dua orang. Satu untuk digital marketing, satu sebagai CS; dan mereka hanya akan bekerja dengan mitra ini saja. Kedua, ada team leader mengkoordinasikan pekerjaan dengan setiap mitra. Sehingga, partner KM tidak perlu berpusing soal manajemen sumberdaya. “Soalnya, motto kami adalah ‘build your e-commerce team easier and remotely to optimise business on internet.’”

Nilai layanan seperti inilah yang menggaet Steven Anderson menjadi mitra. Steven betah menggunakan jasa KM selama hampir tiga tahun. “Saya jadi bisa berfokus untuk mengembangkan produk dan melakukan riset,” tutur pemilik Custom Cake Surabaya ini.

Selain itu, Steven pun dapat menekan biaya operasional usaha. Dia hanya perlu merogoh kocek sekitar 4 sampai 5 juta saja untuk dua orang customer service dari KM. “UMR di Kota Surabaya lumayan tinggi. Selain itu, butuh biaya operasional lain jika mempekerjakan karyawan di Surabaya,” tambah Steven. UMK Kota Surabaya pada 2020, 4,2 juta rupiah. Artinya Steven menghemat sekitar separuh biaya gaji pekerja.

Salah satu pusat pemberdayaan Kampung Marketer. Di sinilah pemuda-pemudi desa yang menjadi mitra bekerja tiap harinya sebelum pandemi.
Salah satu pusat pemberdayaan Kampung Marketer. Di sinilah pemuda-pemudi desa yang menjadi mitra bekerja tiap harinya sebelum pandemi. Kampung Marketer

Menjadi berdaya

Tidak ada syarat khusus untuk dapat bergabung dengan KM. Latar belakang pendidikan tidak jadi soal. Prioritas KM adalah mereka yang kurang mampu. “Saya dulunya merantau di luar Purbalingga sebagai pekerja kasar. Saya sama sekali tidak punya pengetahuan soal digital marketing,” ucap Ganjar Hakim, salah satu mitra KM. Dia mendaftar menjadi partner pada akhir 2017.

Para calon mitra kemudian dilatih dengan kurikulum masing-masing, sesuai dengan pilihan bidangnya. Selama kurang lebih satu bulan, mereka dibekali dengan pengetahuan dan kecakapan dasar. Setelahnya, seminggu pengenalan tentang sistem kerja dan kepegawaian. “Jika setelah itu belum mendapatkan pekerjaan, kami akan mengisinya dengan pelatihan tambahan lain,” ujar Nofi.

Ganjar beruntung. Setelah pelatihan, dia langsung dipekerjakan oleh mitra – sebutan untuk UMKM dan pengusaha yang bekerjasama dengan KM. Enam bulan pertama, ia bekerja mengurusi pemasaran digital. Ganjar menerima gaji yang menurutnya sangat cukup untuk ukuran hidup di desa. “Saya mendapatkan sekitar 1,5 sampai 2 juta,” katanya.

Saat ini, rata-rata pendapatan bulanan (median salary) mitra Kampung Marketer ada di angka 2 juta rupiah. Ini merupakan kombinasi dari gaji pokok dengan bonus. Gaji pokok berkisar antara 600-900 ribu rupiah. Bonus dihitung dengan indikator masing-masing sesuai bidang kerja (Skema pemberdayaan Kampung Marketer). “Kami mematok biaya admin. Sementara gaji dan bonus para mitra langsung ditransfer ke rekening masing-masing,” imbuhnya.

“Apa yang mereka dapat, tergantung dari performa dan kondisi bisnis. Batas bawahnya sebesar gaji pokok. Batas atasnya ya unlimited. Beberapa ada yang kadang dapet 14 juta sebulan,” kata Nofi.

Suasana kerja mitra Kampung Marketer sebelum masa pandemi. Berbekal gawai yang disediakan partner KM, mereka bekerja jarak jauh dari pelbagai desa di Kecamatan Karangmoncol dan sekitar.
Suasana kerja mitra Kampung Marketer sebelum masa pandemi. Berbekal gawai yang disediakan partner KM, mereka bekerja jarak jauh dari pelbagai desa di Kecamatan Karangmoncol dan sekitar. Kampung Marketer

Seribu mitra

Pandemi Covid-19 juga berpengaruh terhadap bisnis Kampung Marketer. Sebanyak 50 warga terpaksa berhenti bekerja, karena pihak partner memutuskan kontrak. “Karena partner UMKM kami juga terdampak pandemi. Banyak yang produksinya terhenti,” jelas Nofi. KM pun harus menutup pendaftaran mitra baru. Padahal, sekitar 300 orang telah mendaftar. “Kami simpan di database dulu,” katanya.

Untuk mereka yang terdampak pandemi, tim Kampung Marketer telah menyiapkan skema. Mereka yang tidak bekerja diberikan pelatihan dan pendampingan skill tambahan. “Kami tidak mau waktu mereka sia-sia saat tidak mendapatkan partner,” tutur Nofi.

Saat ini, bisnis Kampung Marketer perlahan sudah mulai berjalan normal kembali. Partner baru dan partner lama berangsur kembali menggunakan jasa KM. Para mitra yang lowong pun segera dipasangkan. “Target kami, setidaknya ada seribu mitra KM pada akhir 2020 ini,” kata Nofi.

Tentu, kata Nofi, kuantitas ini harus sejalan dengan kesejahteraan para mitra. “Outcome yang kami sasar, mereka sudah mendapatkan pendapatan rutin. Yang sudah mencapai standar kesejahteraan,” dia menambahkan.

Lebih dari itu, tujuan paripurna dari Kampung Marketer adalah menciptakan semakin banyak entrepreneur dari desa. Mitra yang cukup pengetahuan dan pengalaman dari kemitraan dengan Kampung Marketer diharapkan mampu memulai jalannya sendiri. “Ultimate goal kami, mereka menciptakan kepeloporan baru. Bikin inovasi, bikin brand baru,” ujarnya.

Tim manajemen Kampung Marketer
Tim manajemen Kampung Marketer Kampung Marketer

Baca Lainnya