Desa

Desa Menawan: nikmat durian khas Muria, meriah tradisi, hingga jajanan tradisional

Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus menawarkan pelbagai hal unik dari lereng Muria: ragam buah-buahan khas Muria, gelar pasar jajanan tradisional bulanan, tualang jip keliling alam desa hingga ramai tradisi lokal desa.

Noor Syafaatul Udhma
Desa Menawan: nikmat durian khas Muria, meriah tradisi, hingga jajanan tradisional
Pasar Minggu Wage, pasar jajanan tradisional di Desa Menawan, menawarkan jajanan tradisional untuk memberdayakan pedagang kecil dan menarik wisatawan ke lereng Muria. Noor Syafaatul Udhma / Kanal Desa

“Durian segenggam, so milky,” kata Kades Menawan Tri Lestari usai membuka durian Kastubi, pada Jumat, 22 Desember 2023. Dia tampak semringah melihat penampakan durian khas Desa Menawan itu. Durian itu berukuran mini, rasanya manis, dan legit. Karena itulah Tri, sapaan akrab Tri Lestari, tak jemu-jemu mengatakan durian segenggam, so milky. Sebab durian itu kecil, tetapi manis layaknya susu.

Durian itu hanya ada satu-satunya di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Ia tumbuh di kebun milik Yulianto (51). Yulianto merupakan anak dari Kastubi yang kelak namanya dijadikan nama durian mungil ini.

Tri Lestari pun memanfaatkan peluang ini dengan menjadikan durian Kastubi sebagai magnet untuk menarik para wisatawan. Salah satu program yang ditawarkan Pemdes Menawan yakni “Ayo Dolan Menawan”.

Pemdes Menawan bekerja sama dengan Pokdarwis Tali Jiwa dan Karang Taruna Wirabakti Menawan menyediakan paket wisata jeep adventure. Melalui paket ini, wisatawan akan diajak menjelajahi Desa Menawan. Mula-mula wisatawan akan diajak melihat panorama alam dari lapangan Abiyoso. Kemudian wisatawan diajak untuk melihat pemandangan alam lainnya di Tebongso View. Pos selanjutnya, wisatawan akan disuguhi agrowisata berupa sentra kebun jambu Menawan dan bukit salak sebagai kawasan rehabilitasi yang bekerja sama dengan Bakti Lingkungan Djarum Foundation. Tak hanya itu, durian dari Menawan, termasuk durian Kastubi turut serta dipromosikan dalam paket ini.

AYO DOLAN MENAWAN: Camat Gebog Fariq Mustofa dan Danramil Gebog Kapten Inf Ibnu Latifur Raakhman mengajak masyarakat untuk dolan ke Desa Menawan dan mencicipi durian dan jambu citra yang manis pada 22 Desember 2023.
AYO DOLAN MENAWAN: Camat Gebog Fariq Mustofa dan Danramil Gebog Kapten Inf Ibnu Latifur Raakhman mengajak masyarakat untuk dolan ke Desa Menawan dan mencicipi durian dan jambu citra yang manis pada 22 Desember 2023. Noor Syafaatul Udhma / Kanal Desa

Untuk paket ini, wisatawan hanya dikenai biaya Rp500 ribu untuk 5 orang. Selain bisa bisa merasakan sensasi menaiki jip dengan medan yang menantang, pengunjung akan disuguhi panorama alam Muria dan agrowisata sekaligus mendapatkan kaos “Ayo Dolan Menawan” serta ragam camilan. “Pokoknya asyik dan seru,” kata Tri. Dia begitu bersemangat mengenalkan Desa Menawan sebagai salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Kudus yang sayang untuk dilewatkan.

Upaya Tri Lestari ini tak lain dan tak bukan untuk mengenalkan Desa Menawan sekaligus memfasilitasi petani agar produk mereka dikenal masyarakat. Sebab potensi agrowisata di Desa Menawan sangat luar biasa.

“Di sini ada petani jambu, durian, jeruk pamelo, rambutan, melon, hingga alpukat. Kami berharap hasil bumi Desa Menawan semakin diminati dan dikenal. Dengan begitu para petani Menawan semakin sejahtera,” tutur Tri.

Untuk memaksimalkan potensi agrowisata, khusus jambu air, Tri mengaku memiliki program satu rumah satu pohon jambu citra. Hal ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Sebab jambu-jambu itu bisa dijual.

Yulianto, pemilik durian Kastubi mengaku, durian Kastubi berada di kebun di belakang rumahnya. Dulu, saat dia kecil, kebun itu ditanami padi. Namun oleh ayahnya yang bernama Kastubi disulap menjadi kebun durian. Salah satu durian yang ditanam yakni durian Kastubi. Dinamakan Kastubi menyesuaikan nama ayahnya.

Saat ini, kata Yulianto, durian ini memang hanya satu pohon saja. Namun, kini dia sudah mulai membudidayakan durian satu ini. “Semoga berhasil. Saat ini masih proses,” terangnya.

MANIS: Kades Menawan Tri Lestari memeperlihatkan jambu citra jumbo produk Desa Menawan.
MANIS: Kades Menawan Tri Lestari memeperlihatkan jambu citra jumbo produk Desa Menawan. Noor Syafaatul Udhma / Kanal Desa

Selain durian Kastubi, pihaknya juga memiliki jenis durian lain. Rasanya juga tak kalah dengan durian Pelang atau Jepara. Ada yang dominan manis. Ada pula manis pahit. “Yang durian Kastubi memang sedikit berbeda. Karena ukurannya mini, tetapi dagingnya cukup tebal dan rasanya manis legit,” terangnya.

Camat Gebog, Fariq Mustofa mengapresiasi kreativitas Desa Menawan dalam mengemas potensi wisata menjadi paket wisata jeep adventure ini. Sebab dengan menyatukan paket wisata ini, wisatawan bisa merasakan sensasi menaiki jip sekaligus menikmati suasana pedesaan yang asri, serta panorama indah Menawan. Selain itu wisatawan juga bisa merasakan memetik buah jambu langsung dan memanen durian.

Saat ini, kata Fariq, pihaknya bersama Pemdes Menawan serta Pokdarwis Tali Jiwa dan Karang Taruna Wanabakti bekerja sama mengenalkan wisata sekaligus buah jambu dan durian Kastubi serta durian lokal unggulan Menawan. Harapannya produk buah lokal unggulan seperti jambu hingga durian Kastubi bisa dikenal. Tidak hanya warga Kudus sendiri, tetapi juga luar daerah.

“Fokusnya dua itu, khususnya durian Kastubi yang khas Desa Menawan. Durian ini tidak ditemukan di daerah lain. Karena itulah kami ajukan untuk proses sertifikasi. Saat ini masih proses,” katanya sambil menikmati durian Kastubi tepat di bawah pohon durian Kastubi. Fariq sesekali melirik Kades Menawan Tri Lestari yang juga asyik menikmati durian Kastubi. “Durian segenggam, so milky ya Pak Camat,” kata Tri Lestari lantas tertawa.

Pasar minggu wage (Sarguge), Menawan mantu, dan kesenian lokal untuk tingkatkan ekonomi warga

Desa Menawan terus berinovasi untuk meningkatkan perekonomian warga. Salah satunya dengan membuka Pasar Minggu Wage (Sarguge) sekaligus menghidupkan kesenian lokal. Kegiatan ini dilaksanakan atas inisiasi Kades Menawan Tri Lestari dan anggotanya dengan menggandeng organisasi pemuda dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Kegiatan Sarguge digelar di sekitar Sendang Widodari, kurang lebih satu kilometer dari Balai Desa Menawan. Sarguge ini dikemas seperti pasar jadul. Selain menghadirkan makanan jadul seperti bubur cenil dengan alas cobek tanah, transaksi di pasar ini juga menggunakan koin bambu. Tak hanya itu, pasar itu pun berada di bawah pohon-pohon rimbun membuat suasana semakin asri. “Koin bambu yang bentuknya bulat satu koinnya dihargai Rp2.000. Untuk yang bentuknya kotak harganya Rp 10 ribu. Jadi kalau mau membeli makanan di Sarguge harus tukar koin dulu,” kata anggota Pokdarwis Tali Jiwa Hanifah (39) sambil berjalan-jalan di lokasi Sarguge.

Kades Menawan Tri Lestari (rompi merah) sedang melayani warga yang mau membeli hasil bumi Desa Menawan di Pasar Minggu Wage (Sarguge) beberapa waktu lalu.
Kades Menawan Tri Lestari (rompi merah) sedang melayani warga yang mau membeli hasil bumi Desa Menawan di Pasar Minggu Wage (Sarguge) beberapa waktu lalu. Noor Syafaatul Udhma / Kanal Desa

Selain makanan jadul, para pedagang kecil pun menjajakan produk unggulan mereka seperti aneka keripik hingga hasil bumi. “Ketika Sarguge digelar, di sini menjadi ramai. Harapannya warga Menawan maupun dari kecamatan lain bisa memeriahkan Sarguge sekaligus berwisata di Sendang Widodari ini,” harapnya.

Di Sarguge, kata Hanifah, juga ada perpustakaan mini. Dengan adanya perpustakaan mini ini, harapannya warga yang datang ke Sarguge familiar dengan literasi, khususnya anak-anak. “Biasanya anak-anak main ke perpustakaan mini untuk meminjam buku cerita,” katanya sambil memperhatikan ikan-ikan yang ada di kolam terapi ikan. Di belakang Sendang Widodari memang disediakan kolam terapi ikan.

Tak hanya menyuguhi gelaran pasar, pengunjung juga akan disuguhi dengan kesenian berupa tari dari Sanggar Wigunani asuhan Karang Taruna Wirabakti. Tari ini ditarikan oleh anak-anak dari Desa Menawan. Selain tari, anak-anak juga dilatih teater. Pokdarwis Tali Jiwa juga tak mau kalah. Pokdarwis Desa Menawan ini juga melatih dan membina barongan Tali Jiwa yang kelak akan tampil di acara-acara Desa Menawan seperti Menawan Mantu. “Ini bagian dari uri-uri (pelestarian) kesenian dan budaya,” katanya.

Kades Menawan Tri Lestari mengatakan kegiatan Sarguge ini diselenggarakan untuk membangkitkan pariwisata sekaligus ekonomi warga lokal. Tidak hanya untuk menarik wisatawan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Sebab kami memang merangkul teman-teman UMKM yang memiliki produk unggulan. Produk-produk lokal unggulan ini harus kita pikirkan bagaimana pemasarannya. Salah satu bentuk dukungan untuk UMKM yakni melalui Sarguge ini,” terangnya.

Selain ajang promosi produk lokal unggulan, Sarguge juga menyuguhkan pertunjukan seni yang dipersembahkan oleh anak-anak Desa Menawan dibawah asuhan karang taruna.

Acara Apitan di Desa Menawan juga digelar cukup meriah dengan mengusung tema “Menawan Mantu”. Acara Menawan Mantu ini berupa syukuran sebagai wujud syukur atas hasil bumi yang melimpah.

Pada acara Menawan Mantu ada serangkaian acara yang digelar seperti sedekah bumi, pertunjukan wayang kulit, festival seni berupa pertunjukan tari, teater, melukis, hingga ada kirab budaya.

Selain sebagai ucapan rasa syukur atas limpahan karunia Tuhan, acara ini juga menjadi ajang untuk mempromosikan produk lokal unggulan Menawan, baik produk alam maupun produk olahan. Tak hanya itu, Menawan Mantu ini juga untuk memberi ruang anak-anak Desa Menawan tampil dan mengembangkan potensi seperti seni tari hingga teater. “Warga tumplek blek ikut memeriahkan Menawan Mantu. Ini sebagai wujud rasa syukur sekaligus uri-uri budaya,” kata Kades Menawan Tri Lestari.

Sendang Widodari: ruwatan padhang pasuryan dan mitos awet muda

Siang itu, pada 22 Desember 2023, suasana di sekitar Sendang Widodari tidak ramai. Tampak juru kunci sendang, Mbah Kartini duduk tak jauh dari sendang, sedangkan beberapa pekerja tampak sedang merenovasi sendang kebanggan warga Desa Menawan ini. Tampak juga satu anak yang bermain di dekat sendang.

Sendang ini dikelilingi pohon-pohon besar dan rimbun. Lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga. Sendang ini disakralkan oleh warga Desa Menawan. Sebab sendang inilah yang menjadi cikal bakal Desa Menawan. Tak heran banyak kegiatan diadakan di sendang ini. Salah satunya ruwatan padhang pasuryan, khusus yang memiliki hajat seperti hajat pernikahan.

PROSESI: Prosesi padhang pasuryan diiringi dengan terbang papat menuju ke Sendang Widodari
PROSESI: Prosesi padhang pasuryan diiringi dengan terbang papat menuju ke Sendang Widodari Noor Syafaatul Udhma / Kanal Desa

Ruwatan ini dimulai dengan melakukan prosesi bedah dekeman (satu ekor ayam kampung utuh) untuk selamatan yang dipandu oleh juru kunci. Setelah itu pengantin melaksanakan akad nikah. Pengantin akan diiringi menuju ke Sendang Widodari dan melakukan ritual membasuh muka dan minum air sendang. “Tujuannya untuk membersihkan diri dari perbuatan buruk sebelum menikah. Kemudian setelah menikah pengantin akan membuka lembaran baru. Harapannya rumah tangganya diberi keberkahan, adem ayem, langgeng, dan rezeki melimpah,” kata Kades Menawan Tri Lestari.

Tri mengatakan, tradisi ini dilaksanakan secara turun-temurun. Harapannya tradisi ini terus dilaksanakan oleh warga Desa Menawan dan keturunannya.

Tak hanya itu, Sendang Widodari juga memiliki mitos-mitos. Konon siapa saja yang membasuh muka dengan air sendang, maka akan awet muda. Sebagian orang mempercayainya. Tak heran, sendang ini kerap dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun luar yang mandi, berendam, atau sekadar membasuh muka. Bahkan di malam-malam tertentu, seperti malam satu Suro, sendang ini ramai pengunjung.

“Itulah daya tarik wisata di Desa Menawan. Ada agrowisata. Ada wisata alam. Ada wisata belanja. Ada pula wisata religinya. Komplet,” katanya.

Baca Lainnya