BUMDes

BUMNag Rangkiang Ameh: Memberi Manfaat Pada Warga

Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Rangking Ameh bangkit dari kegagalan usaha. Semangat melayani menjadi pemecut semangat bangkit dari kegagalan.

Fachri Hamzah
BUMNag Rangkiang Ameh: Memberi Manfaat Pada Warga
BUMNag Rangkiang Ameh mengelola unit jasa pelayanan barang dan uang. Mencoba bangkit dari kegagalan bisnis sebelumnya. Fahcri Hamzah / Kanal Desa

Warga Nagari Paninggahan tampak lalu lalang di sebuah rumah yang beralamat di Jalan Raya Pasar Paninggahan, Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Solok. Mereka masuk sambil menenteng barang yang ingin dikirimnya. “Tujuannya ke mana? Satu kilogram biayanya 35.000 rupiah,” kata Nita salah satu staf di BUMNag Rankiang Ameh sambil tersenyum.

Sejak tahun 2020 rumah ini dijadikan oleh Badan Usaha Milik Nagari atau BUMNag Rangkiang Ameh sebagai tempat dua unit usaha, yakni jasa pengiriman barang dan uang. Rumah yang lokasinya berada di tengah Pasar Nagari Paninggahan itu membuat masyarakat lebih mudah mengaksesnya. Unit usaha pengiriman barang juga bekerja sama dengan Indah Cargo, jasa pengiriman barang. Sedangkan pengiriman uang bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Awalnya, BUMNag yang berdiri di akhir 2017 itu sebenarnya juga punya usaha penggemukan sapi. Namun unit usaha ini tidak berjalan baik. Sehingga pengelola memutuskan untuk menjual sapi yang ada. “Tidak dikembangkan lagi, sebab tidak menghasilkan laba yang signifikan,” ujar Direktur BumNag Rangkiang Ameh Nagari Paninggahan John Adilla.

BUMnag Rangkiang Ameh menyediakan jasa pengiriman barang dan uang bekerja sama dengan berbagai lembaga.
BUMnag Rangkiang Ameh menyediakan jasa pengiriman barang dan uang bekerja sama dengan berbagai lembaga. Fachri Hamzah / Kanal Desa

Saat itu BUMNag punya 9 ekor sapi dan melibatkan mitra masyarakat sebagai pekerja. Targetnya menjual saat momen Idul Adha. Biasanya di desa ini mereka butuh sekitar 50 hingga 60 ekor. Sayangnya harapan tidak sesuai kenyataan. Warga masih memilih untuk membeli sapi dari luar daerah.

Kondisi semakin parah saat menghadapi masa Covid. Bobot sapi banyak yang terlihat kurus dan tidak terurus. “Kami bersama memutuskan untuk tidak melanjutkan unit usaha tersebut. Walaupun sapi tersebut sampai sekarang masih ada 1 ekor. Selebihnya sudah kami jual,” ujarnya.

Mencoba Bangkit

John bercerita, di tahun 2020 BUMNag Rangkiang Ameh mendapatkan tawaran dari pihak BRI untuk membuka jasa pengiriman uang. Saat itu, dirinya sempat menolak karena di desanya sudah banyak yang membuka usaha tersebut.

“Kami merasa BUMNag hadir untuk mensejahterakan masyarakat, tidak untuk bersaing dengan masyarakat,” ujarnya.

Namun para pengelola berubah pikiran. Mereka sepakat menerima dan melanjutkan bisnis kemitraan ini. Terlebih saat itu BRIlink yang ada di Nagari Paninggahan tidak memadai lagi. Ditambah, Kantor Unit BRI terdekat berada di Nagari Sumani yang berjarak 7 kilometer dari Paninggahan. Sehingga dengan membuka layanan BRILink baru juga dapat membantu masyarakat. Selain itu, hampir semua masyarakat Paninggahan adalah nasabah BRI.

“Jadi, kalau ingin mengambil uang, masyarakat harus ke Sumani. Di unit itu, kantornya kecil, jadi kalo mau ambil uang sangat antri,” ungkapnya. Setelah dibuka, tentu layanan yang diberikan BUMNag dengan BRIlink lainya berbeda. Hal itu karena BUMNag hadir untuk melayani masyarakat. Tidak untuk sekedar berbisnis saja.

BUMnag Rangkiang Ameh berada di  jalan raya Pasar Paninggahan, Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Solok.
BUMnag Rangkiang Ameh berada di jalan raya Pasar Paninggahan, Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Solok. Fachri Hamzah / Kanal Desa

“BUMNag ini dibentuk dari sistemnya kekeluargaan, artinya sebesar-besarnya manfaat adalah untuk masyarakat. Itulah yang membedakan kami dengan yang lain,” ucapnya. Adapun pembeda lainnya, yakni dari segi ongkos yang murah dan pelayanan lebih baik. Sehingga banyak masyarakat lebih memilih menggunakan jasa mereka.

“Rata-rata masyarakat puas dengan pelayanan dan kehadiran BRILink dari BUMNag ini, yang secara bisnis pun intensitas transaksinya, semakin lama meningkat”. Saat ini rata-rata transaksi hampir tiga ribu kali per bulan. Sekitar pertengahan tahun 2021, Indah Cargo juga menawari BUMNag Rangkiang Ameh membuka Agen Otonom di Nagari Paninggahan.

Pertimbangan hampir sama saat membuka unit usaha jasa pengiriman uang. Yakni lokasi pengiriman barang yang jauh di Sumani. “Banyak orang Paninggahan yang mengirim paket ke Sumani, tentu hal itu perlu waktu dan ongkos tambahan. Sehingga kami memutuskan untuk mempermudah masyarakat dengan menjadi badan otonom,” ungkapnya.

BUMNag akhirnya bersepakat bekerja sama dengan Indah Cargo. Tak hanya itu, mereka juga melayani dengan penjemputan barang tanpa volume besar atau kecil. Sejak dibuka unit usaha pengiriman barang dan uang, masyarakat Paninggahan semakin terlayani kebutuhannya. Mulai perdagangan, pelaku UMKM, hingga anak muda yang berjualan secara online.

“Biaya kirim kami lebih murah, walaupun durasi pengirimannya lama dibandingkan dengan jasa pengiriman lainya,” ungkapannya.

Prinsip melayani masyarakat menjadi pedoman bagi BUMNag Rangkiang Ameh untuk tetap bangkit dari kegagalan.
Prinsip melayani masyarakat menjadi pedoman bagi BUMNag Rangkiang Ameh untuk tetap bangkit dari kegagalan. Fachri Hamzah / Kanal Desa

Berkontribusi Untuk Nagari BUMNag Rangkiang Ameh

Di awal berdirinya pada tahun 2017, BUMNag ini mendapatkan modal sebesar Rp 200 juta dari Nagari Dana Desa dan kemudian mencapai Rp 570 juta. Setelah tiga tahun berlalu, 2 unit usaha yang baru dibangun pada 2021 berhasil meraup untung sebesar sebesar Rp 50 juta. Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BUMNag harus memberikan sebesar 20 persen untuk Nagari yakni Rp 15 juta.

Kontribusi itu sebagai Pendapatan Asli Nagari (PAN). “PAN yang kami berikan itu sudah bersih, sudah keluarkan gaji staff dan operasional lainya,” ucapnya. Selanjutnya, di 2022 keuntungan BUMNag meningkat sebesar Rp 82 juta laba bersih. Sehingga Pengurus sepakat untuk menambah persenan untuk nagari sebesar 40 persen. “Jadi hasil usaha pada tahun 2022 kita berikan pada nagari Rp 33 juta,” ujarnya.

BUMNag Rangkiang Ameh bekerja keras agar bisa tumbuh. Saat ini mereka juga telah membuka lapangan pekerjaan bagi anak Nagari Paninggahan. Ada 3 orang staff yang membantu operasional BUMnag ini.

Ke depan, BUMNag Rangkiang Ameh juga punya rencana bisnis lainnya. Mulai jasa pencucian karpet hingga membuka usaha serabut kelapa. Terlebih saat ini, ada banyak limbah sabut yang belum terkelola dan bisa menjadi unit bisnis yang potensial.

John mencontoh nagari lain yang telah berkembang dengan bisnis serabut kelapanya. Unit ini melibatkan banyak orang dan punya nilai bisnis yang menggiurkan. Ia sudah menyiapkan modal sebesar Rp 200 juta untuk membangun usaha ini. Namun, masih belum cukup untuk mendirikan sebuah pabrik serabut kelapa.

BUMNag Rangkiang Ameh belajar pada kegagalan sebelumnya. Mendirikan unit bisnis memang tidak semudah membalikan tangan. Namun yang terpenting bagaimana agar setiap usaha ini bisa membantu dan melayani kebutuhan masyarakat. Semangat inilah yang menjadi pelecut bagi para pengelolanya untuk semakin baik dan tumbuh bersama ekonomi masyarakatnya.

Baca Lainnya