BUMDes Jaga Nian Tanah: Kolaborasi Kelompok Ibu-ibu Atasi Masalah Pangan
BUMDes Jaga Nian Tanah berkolaborasi bersama kelompok ibu membangun program ketahanan pangan di Kampung Nuba Arat, Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan memaksimalkan lahan tidur menjadi lahan produktif salah satu cara meningkatkan produktivitas sekaligus ekonomi. Cara ini pun dilakukan oleh Kelompok Dasawisma dari Kampung Nuba Arat, Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Kelompok yang digawangi oleh ibu-ibu ini melakukan kerja menanam aneka sayuran segar. Tujuannya membantu ketahanan pangan sekaligus peningkatan ekonomi keluarga. Kegiatan ini membuat kelompok Dasawisma menjadi motor perubahan di desanya. Perlahan aktvitas kelompok ini memberi dampak nyata pada kehidupan warga desanya.
Program ini turut didukung dan berkolaborasi bersama BUMDes Jaga Nian Tanah sebagai unit usaha desa. BUMDes turut membantu dalam penyediaan dana sekaligus pemasaran dari kelompok ibu-ibu ini.
Aktivitas kelompok ibu-ibu ini mulai dari mencangkul tanah, membuat bedeng tanaman, hingga proses pemanenan. Kerja bersama ini mampu memaksimalkan lahan seluas 200 meter persegi dan berhasil menyuplai aneka sayuran kepada masyarakat sekitar.
Kelompok ini membagi pendapatan dari usaha sayuran untuk disetor ke BUMDes dan Kelompok Dasawisma sebagai unit usaha simpan pinjam anggota kelompoknya. Berbagai kegiatan positif ini pun membuat mereka menjadi contoh bagi desa lainnya untuk berubah dan bisa memberi manfaat yang sama.
BUMDes Jaga Nian Tana terus mengembangkan usaha kelompok ini dengan pengadaan lahan seluas 2 hektar agar lahan lain bisa menjadi produktif. Untuk mendukung kegiatan ini, pihak BUMDes juga memberi suntikan modal lewat pengadaan alat dan mesin pertanian, serta sarana lain agar lahan tadah hujan yang ada di desanya bisa memberi nilai ekonomis.
Rintisan usaha bidang hortikultura dan tanaman pangan ini terus diseriusi dengan pembangunan infrastrukturnya. Terlebih di daerah ini kondisi tanah cenderung kering dan kurang air. BUMDes membangun pipa irigasi agar kelompok ibu-ibu mudah bekerja di kebun dan merawat seluruh tanaman sayurannya.
Isu ketahanan pangan memang semakin relevan di tengah kondisi ekonomi saat ini. Akses dan daya beli yang rendah membuat warga tidak mampu menjangkau pangan yang sehat. Khususnya bagi warga yang tergolong miskin dan tidak mampu. Selain itu, distribusi dan logistik yang mahal juga berdampak pada kenaikan harga pangan.
Solusi yang paling tepat adalah membangun kemandirian pangan. Kerja-kerja kelompok menjadi jalan untuk menyelesaikan persoalan komunitas dan desanya. Termasuk memaksimalkan potensi yang ada. Mulai dari lahan yang menganggur hingga bekerja sama dengan kelembagaan desa.
Budidaya hortikultura dan tanaman pangan adalah kunci membangun ketahanan pangan komunitas dan desa. Keberadaannnya menjadi garda penting mengatasi kemiskinan di pedesaan.