Desa

Bisnis Budidaya Jamur Dari Bandung Selatan

Budidaya jamur punya potensi besar untuk mendongkrak ekonomi di desa. Bisa dilakukan bersama kelompok maupun unit usaha BUMDes.

Dewi Cholidatul
Bisnis Budidaya Jamur Dari Bandung Selatan
Ribuan bag log jamur dihasilkan oleh Kasupa yang dikelola oleh Arif Kurniawan dari Ciwidey, Kabupaten Bandung. Ahmad Yunus / Kanal Desa

Kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung menjadi magnet wisata di wilayah Bandung Selatan. Daerah sejuk ini memang punya segudang potensi wisata yang melimpah. Mulai kawasan wisata air panas, kawasan kemah dan rusa Ranca Upas, hingga Kawah Putih. Berbagai lokasi wisata ini menjadi favorit bagi wisatawan keluarga hingga manca negara.

Pertumbuhan sektor pariwisata di kawasan Ciwidey memang melesat seperti Lembang, di wilayan Bandung Utara. Dua kawasan utara – selatan Bandung ini seperti dua sisi mata uang. Keduanya memiliki karakter yang hampir sama. Lanskap yang panoramatik dan udara yang sejuk. Dua hal yang menyedot warga urban dari berbagai daerah untuk melepas penat dari keseharian.

Tak salah, jika saat musim liburan, dua daerah ini kerap padat oleh kendaraan roda empat dari berbagai daerah. Mereka menikmati atraksi dan keindahan alam Ciwidey yang menggoda.

Pariwisata memang menjadi halaman menumbuhkan potensi bisnis jasa dan rekreasi. Di luar itu, jantung Ciwidey sebenarnya salah satu kawasan penting pemasok sayuran segar bagi Kota Bandung hingga Jakarta. Termasuk penyedia komoditas teh dan kopi kualitas unggulan ekspor. Berbagai komoditas ini tumbuh subur di kawasan Bandung Selatan dan mengisi kawasan hutan pinus yang dikelola oleh masyarakatnya.

Bisnis budidaya jamur berpotensi besar mendongkrak ekonomi desa, seperti yang dilakukan oleh Arif Kurniawan, dari Ciwidey, Bandung Selatan.
Bisnis budidaya jamur berpotensi besar mendongkrak ekonomi desa, seperti yang dilakukan oleh Arif Kurniawan, dari Ciwidey, Bandung Selatan. Ahmad Yunus / Kanal Desa

Salah satu unggulan produk dari Ciwidey dikelola oleh Arif Kurniawan. Seorang petani jamur yang mengelola usaha budidaya jamur tiram dengan merk Kasupa. Jamur tiram ini dipasarkan ke berbagai pasar lokal seperti Soreang, Banjaran, hingga Majalaya.

“Tiga pasar lokal saja permintaanya sudah tinggi. Usaha jamur sangat potensial,” ujar Arif Kurniawan saat ditemui di rumah budidaya jamur di Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung.

Rumah jamur atau kumbung jamur milik Arif Kurniawan memang mengelola budidaya jamur dari hulu hingga hilir. Mulai persiapan dari log jamur, pembibitan jamur, pemasakan, hingga pemanenan. Tak salah jika produksi budidaya jamurnya sudah terkelola secara produktif untuk memenuhi pasar lokal di sekitar Bandung Selatan.

“Sekali panen menghasilkan sekitar 15 juta rupiah,” ujarnya malu-malu.

Pertumbuhan pariwisata di Ciwidey kian massif seiring pembangunan di Bandung Selatan. Potensi ini bisa digaet oleh BUMDes maupun desa untuk mendongkrak pendapatannya.
Pertumbuhan pariwisata di Ciwidey kian massif seiring pembangunan di Bandung Selatan. Potensi ini bisa digaet oleh BUMDes maupun desa untuk mendongkrak pendapatannya. Lokadata / Lokadata

Arif Kurniawan memilih usaha budidaya jamur karena permintaan pasar yang tinggi di masyarakat. Termasuk biaya produksi yang relatif murah dan terjangkau dengan modal terbatas. Usaha ini, menurutnya, lebih menguntungkan ketimbang menjadi petani sayur pada umumnya. Selain itu, resiko kegagalannya juga rendah.

“Kunci utamanya dipematangan bahan baku dan harus steril,” ujarnya.

Bahan baku utama budidaya jamur ini berasal dari limbah kayu, seperti dari pohon sengon. Bahan baku ini sangat melimpah dan harganya murah. Pemanfaatan limbah serbuk kayu sengon ini salah satunya melalui budidaya jamur.

“Bahkan media bag log jamur ini pun masih laku dijual untuk dijadikan pelet kayu bahan bakar,” ujarnya.

Kunci keberhasilan lainnya adalah bibit jamur. Per botol harga bibit jamur ini pun relatif murah dan seharga Rp 300 ribu untuk menghasilkan 2700 bag log jamur. Dengan perkiraan per bag log jamur menghasilkan panen seberat 250 gram jamur.

“Harga per kilo jamur coklat 23 ribu dan yang jamur putih 17 ribu,” ujarnya.

Keripik jamur bisa turut menambah nilai ekonomi dari budidaya jamur. Usaha ini bisa dilakukan oleh kelompok wanita di desa untuk mendongkrak ekonomi keluarga.
Keripik jamur bisa turut menambah nilai ekonomi dari budidaya jamur. Usaha ini bisa dilakukan oleh kelompok wanita di desa untuk mendongkrak ekonomi keluarga. Ahmad Yunus / Kanal Desa

Menurutnya, budidaya jamur memang perlu menjaga kondisi lingkungan untuk mendukung pertumbuhannya. Mulai dari suhu ruangan, penyiraman, hingga kandungan nutrisi agar jamur bisa tumbuh produktif. Beruntung, kawasan Ciwidey mendukung ekosistem budidaya jamur ini karena relatif sejuk dengan kisaran suhu antara 18 hingga 30 derajat celcius.

“Saya juga mengajak mitra lain untuk turut budidaya jamur ini. Bagus buat tambahan ekonomi bagi petani,” ujarnya. Menurutnya, dengan memiliki sekitar 5000 hingga 10 ribu bag log, petani jamur bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 3,5 juta sampai Rp 5 juta per sekali panen. “Mereka hanya perlu merawat dengan cara menyiram saja,” ujarnya.

Di kumbung jamur milik Arif Kurniawan memang terlihat seperti laboratorium. Berbagai bibit jamur dikemas dalam botol-botol dan dijaga agar bibit tumbuh dengan baik. Selain itu, berbagai karung limbah serbuk kayu juga terlihat menumpuk. Beberapa pekerja juga tampak sedang memasak bag log jamur ke dalam drum besar.

Ribuan bag log jamur ini menumpuk rapi untuk kemudian di inkubasi dalam ruangan khusus agar mengalami masa istirahat. “Setelah itu terlihat perkembangan jamurnya hidup atau tidak,” ujarnya.

Budidaya jamur tiram memang menjadi potensi bagi usaha di desa. Terlebih desa menyimpan bahan baku yang melimpah. Termasuk dukungan sarana maupun prasarana yang bisa mendongkrak ekonomi warganya. Usaha budidaya jamur ini juga membuka potensi lainnya. Mulai dari pembuat bag log jamur, pemasok bahan baku, pembudidaya, hingga usaha mikro pembuatan makanan ringan hingga rumah makan khas jamur.

“Ini bisa dilakukan oleh ibu-ibu di desa untuk meningkatkan ekonomi keluarga,” ujarnya.

Ribuan bag log jamur dari Kasupa kini telah tersebar di berbagai mitra petani dan perlahan turut mendongkrak kesejahteraan warga di Ciwidey. Permintaan pasar yang tinggi menjadi potensi besar bagi pembudidaya untuk meningkatkan hasil panen jamur. Arif Kurniawan percaya melalui usaha budidaya jamur ini bisa turut mewarnai perkembangan wisata di Ciwidey, khususnya wisata berbasis pertanian.

“Ke depan, saya punya mimpi mengembangkan wisata edukasi jamur. Budidaya ini sarat dengan nilai pendidikan dan rekreasi,” ujarnya. Baik dilakukan oleh kelompok petani hingga unit usaha BUMDes untuk turut menggenjot potensi pendapatan desa.

“Modalnya tidak besar tapi punya dampak ekonomi yang bagus,” ujarnya yang kini juga melatih pemuda-pemuda desa di Ciwidey.

Saat ini, ia juga tengah membangun kerja sama bersama pelaku usaha wisata di Ciwidey. Berbagai produk cemilan jamurnya menjadi oleh-oleh di toko makanan sekitar Ciwidey. Usaha cemilan makanan jamur ini pun kini mewarnai perkembangan sektor pariwisata Bandung Selatan.

Kriuknya keripik jamur sedap dihidangkan bersama secangkir kopi dan teh pegunungan Ciwidey.

Baca Lainnya

Larva Maggot: Si Peremuk Sampah Organik
Desa

Larva Maggot: Si Peremuk Sampah Organik

Saung Maggot Bandung Barat mengolah limbah organik perhotelan hingga pasar tradisional secara alami. Mengatasi limbah keseharian agar tidak sia-sia dan menguntungkan.

Ahmad Yunus