BUMDes

Apartemen Kepiting: Cara Budidaya Ala BUMDes Malewong

BUMDes Malewong mengembangkan unit usaha budidaya kepiting melalui tehnik vertical crab house.

Ahmad Yunus
Apartemen Kepiting: Cara Budidaya Ala BUMDes Malewong
Menjaga ekosistem mangrove dan kawasan air payau menjadi kunci untuk menghasilkan pembenihan kepiting berkualitas. Ahmad Yunus / Kanal Desa

Ada banyak cara untuk meningkatkan nilai ekonomi usaha. Terlebih jika di suatu daerah terdapat potensi dan pasar yang jelas. Salah satunya seperti yang dikembangkan oleh Pemerintah Desa Melewong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, melalui BUMDes-nya untuk mengembangkan budidaya kepiting dengan sistem Vertical Crab House atau rumah kepiting vertikal yang menyerupai apartemen.

Tehnik sistem ini dinilai lebih produktif ketimbang budidaya kepiting dalam kolam. Biasanya, kepiting ini disimpan per kotak secara bertingkat sehingga bobot beratnya lebih baik ketimbang cara di alam. Termasuk menghindari kematian yang lebih banyak.

Inovasi sistem budidaya rumah kepiting vertikal ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi desa. Termasuk dalam menyerap lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Keberadaan BUMDes Malewong ini diharapkan bisa menjadi motor perubahan bagi ekonomi desa serta mampu mengembangkan inovasi budidaya kepiting.

Desa Malewong memang bukan desa yang berada di pesisir yang punya potensi besar untuk mengembangkan budidaya ikan, udang, maupun kepiting. Desa ini justru berada di pegunungan namun bisa mengembangkan budidaya kepiting dengan sistem ini.

Tak hanya itu, menurut Sekretaris Desa Malewong Hasbih, sistem ini juga sangat mudah untuk dikelola dan bisa mengurangi biaya ongkos produksi, kebutuhan pakan, hingga pembersihan kotak agar tetap bersih.

Daging rajungan dan juga sisa rebusan kepiting bisa diolah menjadi aneka makanan seperti yang dilakukan masyarakat pesisir di Jepara, Jawa Tengah.
Daging rajungan dan juga sisa rebusan kepiting bisa diolah menjadi aneka makanan seperti yang dilakukan masyarakat pesisir di Jepara, Jawa Tengah. Ahmad Yunus / Kanal Desa

Permintaan daging kepiting memang besar. Daging kepiting telah masuk pasar ekspor dunia. Produk daging kepiting kemasan Indonesia bahkan telah masuk Gedung Putih Amerika Serikat dan menjadi santapan bagi Presiden Barack Obama kala itu. Kualitas daging kepiting dari Indonesia dinilai lebih bermutu ketimbang produk kepiting dari negara lain.

Di tahun 2021 nilai ekspor kepiting Indonesia bahkan menembus Rp 9 triliun dan menjadi catatan tertinggi sepanjang sejarah perdagangan. Permintaan yang tinggi ini membuat petambak banyak yang beralih ke budidaya kepiting. Baik dalam bentuk tambak maupun inovasi rumah kepiting vertikal seperti yang dilakukan oleh BUMDes Malewong.

Pembenihan kepiting menjadi salah satu kunci penting untuk mendongkrak budidaya kepiting oleh masyarakat. Tak hanya bagi budidaya kepiting di tambak tapi juga cara inovasi melalui vertical crab house.
Pembenihan kepiting menjadi salah satu kunci penting untuk mendongkrak budidaya kepiting oleh masyarakat. Tak hanya bagi budidaya kepiting di tambak tapi juga cara inovasi melalui vertical crab house. Ahmad Yunus / Kanal Desa

Di Indonesia sendiri ada banyak jenis kepiting yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Di antaranya kepiting bakau merah, kepiting bakau hijau, kepiting bakau ungu, dan kepiting bakau putih. Berbagai jenis kepiting ini telah dikembangkan secara tradisional hingga modern.

Budidaya kepiting dengan sistem vertikal biasanya disusun rapi dengan sistem bertingkat. Kotak kandang menjadi rumah bagi kepiting untuk berkembang dan tak saling memangsa satu sama lain.

Untuk ukuran 10 x 6 meter persegi bisa menampung hingga 1.500 ekor dengan pasokan air payau dan terkelola melalui jaringan pipa sebagai sirkulasi air dan oksigennya. Tehnik budidaya Vertical Crab House ini juga menjadi perhatian dan penelitian yang dilakukan oleh IPB University di Bogor, Jawa Barat agar bisa dikembangkan dalam skala usaha rakyat.

Menurut Syamsul Bahri, ahli kepiting dari IPB University, keberhasilan budidaya kepiting sistem ini terletak pada sistem sirkulasi air, maupun bentuk dan ukuran wadah bagi kepiting agar bisa berkembang dengan baik serta dalam kondisi bersih. Sistem budidaya kepiting dengan seperti ini memang mendorong pertumbuhan lebih cepat dan bobot yang lebih berat.

Namun, permintaan yang besar akan daging kepiting ini juga perlu diiringi dengan tehnik pembenihan yang baik. Termasuk dalam menjaga kawasan mangrove dan payau sebagai tempat alami bagi kepiting dan ikan.

Dari sanalah benih-benih kepiting yang sehat dan alami berasal. Tentu saja turut mendongkrak pendapatan ekonomi bagi masyarakat dan bisa dijadikan pengembangan desa wisata kepiting.

Baca Lainnya