Stadion Sepadan: Standar FIFA Garapan Desa Pendalian
BUMDes Mandiri mengelola Stadion Sepadan berstandar FIFA di Desa Pendalian, Riau. Mengakomodir bibit sepak bola dan usaha desa lewat bisnis olah raga.

Memiliki stadion lapangan sepak bola berstandar internasional tak hanya menjadi monopoli bagi sebuah kota besar saja. Hal ini juga bisa dilakukan oleh desa dan menjadi ikon kemajuan dunia olahraga. Mimpi besar ini bisa tercapai dengan kerja keras, kolaborasi, dan semangat memajukan desa.
Salah satunya dilakukan oleh Desa Pendalian, Rokan Hulu, Riau yang berhasil membangun lapangan sepak bola dengan standar FIFA. Stadion Sepadan ini memiliki luas lapangan dengan ukuran 109 x 72 meter, penggunaan rumput jenis Zoysia Matrella, pengelolaan jalur serapan air sistem drainase, dan menampung kapasitas hingga seribu penonton.

Berbagai standar stadion modern ini berhasil dibangun dan menjadi capaian kemajuan desa. Bahkan mereka juga mampu menggelar laga lokal yang diramaikan klub-klub sepak bola di Provinsi Riau. Pembangunan lapangan ini berasal dari dana desa sejak 2020 dan telah dimanfaatkan oleh warga sebagai lapangan latihan dan pertandingan.
Pembangunan stadion ini bertujuan untuk mendongkrak dan mewadahi bibit-bibit pemain sepak bola profesional. Adapun contoh desa yang berhasil membangun stadion berstandar FIFA lainnya adalah Desa Cisayong, Tasikmalaya.
Anggaran pembangunan Stadion Sepadan ini menyedot dana sebesar Rp 2 miliar pada anggaran 2019 dan 2020. Proses pembangunan stadion berjalan selama 1,5 tahun. Menariknya, pengelolaan stadion ini dikerjakan oleh BUMDes Mandiri. Baik aspek perawatan, penyewaan, hingga pembinaan bagi klub sepak bola lokal.

Tarif sewa lapangan bola ini sebesar Rp 2,5 juta dan bisa digunakan tiga kali dalam seminggu untuk menjaga kondisi rumput tetap baik dan kondisi stadion tetap bersih. Tak salah jika keberadaan stadion ini pun turut menggerakkan ekonomi desa.
Stadion Sepadan menjadi ikon dan kebanggaan Kabupaten Rokan Hulu karena kualitasnya yan baik dan bersaing dengan lapangan bola lainnya di Indonesia. Tak hanya itu, pembangunan ini berhasil dilakukan oleh desa bekerja sama dengan BUMDes sebagai unit usaha pengelolanya.
Keberadaan stadion ini juga bisa mendorong potensi ekonomi desa lainnya. Mulai dari usaha UMKM kuliner, aksesoris olah raga, penyedia konveksi pakaian olah raga, hingga pariwisata desa. Magnet semangat olahraga diharapkan bisa menjalar dan menggerakkan desa.