BUMDes

Kolaborasi, kunci BUMDes dongkrak potensi ekonomi desa

Kolaborasi dan duduk bareng dengan semua pihak adalah awalan untuk memecah kebuntuan dan melihat peluang yang ada di desa.

Konten Pemasaran
Kolaborasi, kunci BUMDes dongkrak potensi ekonomi desa
Tangkapan layar saat webinar "Peta Potensi dan Komoditas Unggulan untuk Bumdes di Kudus” /

Setiap desa di Indonesia memiliki karakteristik daerah tersendiri yang memberikan berkah potensi di dalamnya. Contohnya, desa-desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang telah bergerak dalam berbagai sektor ekonomi, seperti perdagangan, jasa, pertanian, perkebunan, wisata, hingga produk olahan rumahan.

Berangkat dari hal tersebut, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diharapkan dapat memperkuat peluang komoditas atau produk unggulan yang belum dimaksimalkan nilai ekonominya oleh warga setempat.

Namun pada kenyataannya, tidak dapat dimungkiri bahwa pada tahap awal berdiri, BUMDes kerap bingung tentang apa yang harus dilakukan. Bimbang menentukan jenis usaha apa yang harus dikelola atau dibuat sesuai dengan potensi desa.

Maka di sinilah pentingnya melibatkan dan mendengarkan masukan semua pihak. Mulai dari Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perdagangan, Dinas Pariwisata, sampai Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kudus.

“Kalau memang ada kemauan, kami fasilitasi,” ujar Kepala Dinas PMD Kabupaten Kudus, Drs. Adi Sadhono Murwanto, MM dalam acara webinar BUMDes Kudus seri 1, bertajuk “Peta Potensi dan Komoditas Unggulan untuk Bumdes di Kudus” yang diselenggarakan Lokadata.id pada Selasa, 9 Maret 2021.

Adi berharap, ide usaha dari BUMDes keluar dari kemauan, bukan arahan dari dinas terkait. “Contohnya di Kecamatan Undaan. Yang terangkat justru bukan pertanian, tapi pengelolaan sampah,” ujar Adi.

Hal senada diutarakan Dra. Sudiharti, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus. Pihaknya siap membuka data untuk keperluan BUMDes. “Kami pun siap memfasilitasi dan memasarkan yang dihasilkan BUMDes di Kudus. Kami siap memberikan ide untuk masyarakat Kudus, apa yang bisa dijual keluar,” ujar Sudiharti.

Contohnya, potensi kopi di Desa Rahtawu yang bisa dijual keluar Kudus. “Hasil kopi di sana memang masih skala pelaku rumah tangga,” ujar Kepala Seksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Arin Nikmah, S. TP, MP.

“Tapi tahun lalu kami sudah mengajak pelaku usaha untuk perbaikan desain kemasan. Kami beri pelatihan (agar kopinya) bisa dikemas lebih apik, agar punya nilai jual lebih tinggi,” jelas Arin.

Sudiharti menanggapi, beberapa komoditas Kudus bahkan bisa dibawa keluar negeri, contohnya bumbu pecel yang bisa diekspor ke Hongkong dan Arab Saudi.

Masalahnya, menurut Sudiharti, pelaku usaha di sana cepat puas dengan skala kecil, padahal sebenarnya usahanya bisa dikembangkan keluar daerah, bahkan internasional. “Diajak berkembang itu susah sekali. Dengan BUMDes ini, mudah-mudahan bisa bersama. Jangan hanya berdasarkan potensi yang ada di desa setempat,” ujar Sudiharti.

Selain kemauan untuk berkembang pesat, manajemen bisnis yang baik juga dibutuhkan oleh BUMDes, seperti yang disebut oleh Bergas C. Penanggungan, S. Sos., M.Si, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus.

Menurutnya, kita harus menyamakan BUMDes dengan bisnis pada umumnya. Sebuah bisnis tentunya harus memiliki manajemen yang bagus agar bisa bertahan. “Harapan saya, ada orang yang sudah betul-betul konsisten dan niat untuk mengelola bisnis ini,”ujar Bergas.

Bergas juga berharap agar BUMDes tidak terlalu mengandalkan pemerintah. “Jadikan posisi pemerintah sebagai leverage atau daya dongkrak. Oleh karena itu, pada saat pemerintah masuk, pasti akan ada indikator yang harus dipenuhi oleh desa,” jelas Bergas.

Dengan penjelasan dari masing-masing dinas, diharapkan BUMDes memiliki gambaran jelas apa yang bisa dilakukan. Tahu di mana posisinya dan pihak mana yang harus dihubungi untuk pengembangan usahanya dan bisa menyesuaikan dengan kondisi pandemi yang masih melanda semua wilayah.

Kolaborasi dan duduk bareng dengan semua pihak adalah awalan untuk memecah kebuntuan dan melihat peluang yang ada di desa. Selalu ada cara, selalu ada peluang untuk mereka yang mendambakan kemajuan.

"Kita belajar bersama sehingga apa yang menjadi keinginan dari kita semua bahwasanya BUMDes bisa menjadi salah satu motor penggerak perekonomian," ujar Purwono Nugroho, Public Affairs Senior Manager PT Djarum.

Intinya, jika BUMDes berhasil, pendapatan desa akan meningkat, dan ujung-ujungnya menggerakkan perekonomian desa dan menyejahterakan warganya.

"Mudah-mudahan kehadiran Djarum Foundation mempercepat proses peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kudus, khususnya, oleh BUMDes," jelas Achmad Budiharto, Vice Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation.

Dalam kondisi sedang tak menentu akibat pandemi COVID-19, Achmad justru merasa berbagi pengetahuan kini malah semakin mudah berkat semakin populernya teknologi seperti webinar dan pembelajaran daring.

"Inilah momentum yang baik di mana kita bisa berbagi ilmu, pengetahuan, dan kesempatan, sehingga nantinya kita bisa maju bersama dalam kondisi yang banyak keterbatasan," tutup Achmad.

Webinar Bumdes Kudus masih akan berlanjut pada Rabu (10/3/2021) dengan tajuk “Mengembangkan SDM dan usaha BUMDes bersama pihak ketiga”. Sementara, bagi rekan-rekan BUMDes yang belum berkesempatan mengikuti webinar BUMDes, bisa mengakses lama Akademia di Lokadata.id untuk mendapatkan modul pengajaran mandiri agar BUMDes yang dikelola dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pembangunan desa kanaldesa.com/akademia.

Baca Lainnya