BUMDes Moreala: Membangun Pabrik Sagu Secara Modern
BUMDes Moreala mengolah potensi sagu dan menjadikan produk tepung sagu berkualitas.
Pulau Halmahera salah satu penghasil penting tepung sagu dan telah dijadikan makanan pokok masyarakat sejak dulu. Tepung sagu ini dihasilkan dari pohon sagu yang tumbuh di kebun maupun hutan.
Namun, sumber kehidupan masyarakat ini semakin tergerus seiring perkembangan zaman. Terlebih komoditas beras perlahan telah menggantikan sagu sebagai makanan pokok.
Pohon sagu memang kaya manfaat. Ia tak sekedar untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat manusia saja. Limbahnya juga bisa dimanfaatkan untuk campuran makanan ternak maupun pupuk kompos. Pun begitu dengan daun yang digunakan untuk keperluan kerajinan maupun bahan atap bangunan.
Berbagai potensi ini dilirik oleh BUMDes Moreala, Kecamatan Patani Barat, Halmahera Tengah untuk meningkatkan nilai ekonomi sekaligus konservasi pohon sagu. Melalui pemanfaatan teknologi, sagu diolah menjadi produk yang lebih berkualitas dan bernilai jual tinggi. Terlebih mereka juga punya semangat untuk mempopulerkan kembali sagu sebagai makanan utama masyarakat Indonesia Timur.
BUMDes Moreala mengemas tepung sagu berkualitas dan menjual per kilo seharga Rp 20 ribu. Sekali produksi, mereka sanggup menghasilkan tepung sagu seberat 100 kilogram dan telah dijual ke masyarakat maupun kerja sama dengan pemerintah daerah.
Saat ini bangunan pengolah sagu telah berdiri dengan bantuan dana sebesar Rp 4 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020 hingga 2021. Dana ini dipakai untuk membangun fasilitas hingga peralatan produksi.
Keberadaan pabrik sagu milik BUMDes Moreala ini menjadi sentra penting produksi tepung sagu ke depan. Keberadaan sagu dan produk turunannya menjadi garda penting membangun ketahanan pangan masyarakat. Terlebih kemandirian pangan bisa terwujud tanpa perlu membuka lahan pesawahan maupun tergantung pasokan beras dari daerah lain.
Langkah BUMDes Moreala patut diapresiasi sebagai jalan mengembalikan nilai budaya leluhur sekaligus membangun ekonomi pangan di masa depan. Keberadaan pohon sagu layak dibudidayakan secara massif dan memiliki efek ganda penting bagi lingkungan di Halmahera dan daerah lainnya.
Pohon sagu adalah tulang punggung kehidupan. Melalui BUMDes, potensi ini harus dikembangkan dan bisa turut mendongrak kemakmuran desa melalui pengembangan pangan.
Menurut situs pertanian.go.id, Indonesia adalah jantung penting penghasil sagu terbesar di dunia. Keberadaan sagu bahkan bisa menjadi penopang industri pangan di masa depan untuk memasok kebutuhan dunia sebesar 50 juta ton per tahunnya.
Area pohon sagu terbesar di Indonesia berada di Kepulauan Maluku hingga Papua. Industrialisasi secara modern hingga menata mata rantai sagu menjadi lingkar penting membangun potensi sagu Indonesia.
Langkah BUMDes Moreala menjadi gerak kecil penting meraih mimpi sebagai produsen sagu berkelas di Indonesia Timur.