BUMDes

BUMDes Arya Kemuning: jangan berhenti berinovasi

BUMDes Arya Kemuning berhasil mengelola wisata Telaga Biru Cicerem. Kini, menggenjot usaha baru lewat kolam renang Side Land.

Ahmad Yunus
BUMDes Arya Kemuning: jangan berhenti berinovasi
Telaga Biru Cicerem menjadi pundi yang menghasilkan bagi BUMDes Arya Kemuning, Kabupaten Kuningan. Ahmad Yunus / Kanal Desa

Selokan kecil sepanjang 40 meter itu teraliri air dengan deras. Di ujung selokan sebuah kolam renang siap menampung wahana wisata air di Side Land, Kabupaten Kuningan ini. Udara yang sejuk, hamparan sawah terasering, dan lanskap megah Gunung Ciremai menjadi pemandangan yang ditawarkan oleh wahana wisata milik BUMDes Arya Kemuning.

Wahana kolam renang Side Land adalah usaha baru yang kini dikembangkan oleh BUMDes Arya Kemuning setelah Telaga Air Cicerem. Biaya pembangunan Side Land lengkap dengan berbagai fasilitas wisata ini mencapai Rp 2 miliar.

“Kita kerjakan sendiri. Mulai dari arsitektur hingga pekerja dari masyarakat sini,” ujar Direktur BUMDes Arya Kemuning Iim Ibrahim.

Side Land baru saja dibuka pada tanggal 1 Desember 2020 dan berhasil menyedot animo masyarakat lokal dari Kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka hingga Indramayu. Serosotan yang menyerupai selokan sepanjang 40 meter itu menjadi ikon yang menghadirkan sensasi di wahana ini.

Foto di atas telaga menjadi layanan yang digemari oleh masyarakat yang mengunjungi Telaga Air Cicerem yang dikelola oleh BUMDes Arya Kemuning, Kabupaten Kuningan.
Foto di atas telaga menjadi layanan yang digemari oleh masyarakat yang mengunjungi Telaga Air Cicerem yang dikelola oleh BUMDes Arya Kemuning, Kabupaten Kuningan. Ahmad Yunus / Kanal Desa

BUMDes Arya Kemuning memang tak ingin berhenti berinovasi setelah keberhasilan Telaga Biru Cicerem. Telaga Biru Cicerem berada di Desa Kaduela, Kabupaten Kuningan, berupa kolam dengan air berwarna biru jernih. Di dalamnya ada banyak ikan hias berwarna warni dengan ukuran jumbo. Para pengunjung menikmati sensasi berada di atas perahu mengelilingi telaga ini. Sekaligus berswafoto untuk mengisi media sosialnya.

Telaga Biru Cicerem meledak pada tahun 2019 setelah diunggah ke media sosial. Tak sedikit warga dari sekitar wiayah Ciayumajakuning atau Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan berwisata ke lokasi yang berada di kaki Gunung Ciremai ini. Termasuk kunjungan dari Bandung dan Jakarta.

“Kita libatkan influencer dan anak muda di sini,” ujar Iim Ibrahim. Menurutnya, peranan media sosial sangat penting dalam mendongkrak promosi wisata Telaga Biru Cicerem. Sekaligus mendorong digitalisasi desa wisata Desa Kaduela. Padahal, sebelumnya Desa Kaduela tidak terkenal karena akses dan posisinya berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.

“Lihat bis saja cuma pas lebaran saja,” katanya sambil tersenyum.

Kini, Desa Kaduela punya wajah yang berbeda. Aspal yang mulus dan perekonomian lokal yang bergeliat. Di lokasi ini ada 40 warung kecil milik warga yang berdiri di dalam wahana. Termasuk melibatkan hampir 300 orang warga sekitar dalam mengelola Telaga Biru Cicerem.

“Tiap hari mereka mendapatkan upah harian. Hari lebaran beda lagi,” katanya. Para pemuda dan warga sekitar ini bertugas sesuai jadwal harian. Tugasnya ada yang sebagai fotografer, petugas parkir, petugas keamanan, hingga petugas kebersihan dengan upah sebesar Rp 85 ribu per hari.

Swafoto menjadi aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung sambil menikmati suasana Telaga Biru Cicerem yang sejuk.
Swafoto menjadi aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung sambil menikmati suasana Telaga Biru Cicerem yang sejuk. Ahmad Yunus / Kanal Desa

BUMDes Arya Kemuning berbenah menjadikan Telaga Biru Cicerem menjadi magnet ekonomi usahanya. Berbagai fasilitas seperti gazebo, warung makan, fasilitas parkir, mushola, hingga gedung kantor BUMDes.

Manajemen BUMDes juga dirancang agar target usaha mereka semakin berkembang. Di tahun 2021, keberhasilan BUMDes ini mereka buktikan dengan menyetorkan pendapatan bagi desa sebesar Rp 586 juga dan Rp 132 juta untuk kebutuhan sosial, pendidikan, dan ekonomi masyarakat.

“Di hari sabtu minggu pengunjung bisa mencapai 500 orang dan hari biasa sekitar 200 orang,” katanya dengan tiket masuk sebesar Rp 15 ribu per orang. Antusiasme kunjungan masyarakat ini menjadi pundi bagi BUMDes Arya Kemuning.

Saat ini BUMdes Arya Kemuning memiliki usaha lain seperti simpan pinjam, penyediaan akses internet dan UMKM. Usaha simpan pinjam ditujukan untuk mengurangi ketergantungan warga pada rentenir dan akses internet untuk kebutuhan Pendidikan.

“UMKM belum berjalan dengan baik. Ke depan kita akan dorong usaha pembuatan keripik pisang,” ujarnya.

Kini, BUMdes Arya Kemuning juga telah bekerja sama dengan bank bjb untuk mendorong digitalisasi desa wisata dan usaha kecil melalui program Laku Pandai.

“Jangan berhenti berinovasi untuk melihat potensi yang ada. Hidup di desa juga bisa sejahtera,” ujarnya.

Baca Lainnya